tirto.id - Priyo Budi Santoso resmi pindah partai dari Golkar ke Partai Berkarya. Priyo beralasan kepindahannya ke Partai Berkarya setelah mendapat restu dari para politikus senior partai beringin seperti Akbar Tandjung, BJ Habibie, Aburizal Bakrie, dan Jusuf Kalla.
"Kemarin saya diskusi panjang dengan Akbar Tandjung, dia mengerti langkah pilihan saya. Pak Akbar merasa kehilangan tapi beliau merestui. Saya juga gembira Pak Habibie jawab WA, menyatakan merestui. Pak Habibie senang saya gabung dengan Tommy," ujar Priyo kepada wartawan di sela acara Halakah Kebangsaan Pengurus Pusat Muhammadiyah, Kamis (12/4/2018).
Partai Berkarya yang dipimpin Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menjadi salah satu peserta pemilu 2019. Selain Tommy, tokoh lain di partai yang "mengusung kejayaan Orde Baru" itu ada mantan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno.
Menurut Priyo, kepindahannya ke Berkarya merupakan "jalan takdir sejarah". Partai itu disebutnya punya banyak kesamaan dengan Golkar.
"Partai Berkarya beda-beda tipis mimpinya, visinya tentang NKRI, tentang memayungi keanekaragaman, mirip Partai Golkar. Yang membedakan, Berkarya langsung dipimpin trah Soeharto," tuturnya.
Partai Berkarya menargetkan meraih minimal tiga kursi di DPRD setiap wilayah pada Pemilu 2019. Target itu dicanangkan Tommy usai resmi terpilih menjadi Ketua Umum, 11 Maret lalu. Menurut Tommy, dengan ada DPD pada 514 kabupaten/kota di Indonesia, maka akan diperoleh sekitar 18 juta suara dari kader partainya.
"Dengan jumlah ini saya yakin kita bisa menjadi pemain tiga besar di Senayan. Oleh karena itu, saya minta kepengurusan di DPP agar dibuat per wilayah penanganannya," kata Tommy di Solo kala itu.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Agung DH