tirto.id - Presiden Joko Widodo mengeluhkan pengembangan jenis komoditas unggulan di daerah terlalu monoton dan tidak bervariasi.
Pesan Presiden Joko Widodo itu disampaikan usai meresmikan Jembatan Gantung Kali Galeh yang berada di Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (17/6/2017).
Presiden memberikan contoh kakao, di mana pernah menjadi komoditas unggulan yang produktivitasnya membludak namun sempat mengalami penurunan harga cukup drastis.
"Sekarang diwajibkan ada industri kakao di sini, buat industri cokelat. Kebun kakao tidak dikembangkan sehingga antara supply dan demand enggak seimbang sehingga kita impor kakao. Kan enggak boleh seperti itu harusnya daerah yang memang siap ditanami kakao tanam, kopi tanam," ujar Presiden seperti dikutip Antara.
Menurut Presiden, peluang-peluang dalam komoditas unggulan ini harus dapat dilihat oleh para kepala daerah. Alasan Presiden, orang yang dinilai memahami karakter wilayahnya adalah wali kota, bupati dan gubernur daerah tersebut.
"Jangan misalnya masyarakat diajak nanam sawit, begitu harga jatuh ya jatuh semua, nanam karet harga jatuh, ya jatuh. Mana yang menguntungkan mana tidak, petani diajak ke sana (diskusi). Kalau ada yang lebih baik, menjanjikan, tanam itu. Kita terlalu lama berpikir linier rutinitas," ujar Presiden.
Pada rangkaian kunjungan ke Temanggung, Presiden melanjutkan perjalanan meninjau Rusunawa Parakan Wetan di Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.
Dari rusunawa, Presiden menuju RSUD Kabupaten Temanggung untuk meninjau gedung baru, terutama ruang rawat pasien kelas II dan III.
Turut mendampingi Presiden di antaranya Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH