tirto.id - Presiden Joko Widodo menitipkan pesan khusus kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres mengenai persoalan Palestina agar organisasi tersebut lebih berkontribusi mewujudkan impian rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan penuh.
"Saya paham bahwa kemerdekaan penuh Palestina tidak mudah. Namun, saya berharap di bawah kepimpinan Yang Mulia, isu Palestina dapat mengalami kemajuan yang signifikan," kata Presiden Joko Widodo saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 ASEAN-PBB, yang digelar pada Senin (13/11/2017), di Philippine International Convention Center (PICC), Manila, Filipina, sebagaimana dilaporkan Antara.
Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia akan terus membantu Palestina mewujudkan impiannya sebagaimana disampaikan tertulis oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Pada kesempatan itu, Indonesia juga mengajak seluruh anggota ASEAN bersama-sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkuat sinergi kerja sama yang telah terjalin selama ini.
"ASEAN dan PBB memiliki misi dan agenda yang sama. Sinergi kita harus terus diperkuat," ucap Presiden Jokowi.
Menurut dia, apalagi ASEAN dan PBB memiliki misi dan agenda yang sama dalam mengatasi sejumlah permasalahan di dunia.
Salah satunya terkait penguatan kemitraan untuk perdamaian dunia dalam konteks peningkatan kapasitas pasukan keamanan PBB.
"Sebagai salah satu kontributor terbesar dalam PKO (Peacekeeping Operations), Indonesia berharap agar birokrasi diperbaiki dan keterwakilan negara kontributor besar mendapatkan perhatian," ujar Presiden Jokowi.
Menurut Bey Machmudin, Sekjen PBB Guterres juga menyampaikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar, dikutip dari setkab.go.id.
Baik Presiden Jokowi maupun Sekjen PBB Antonio Guterres, lanjut Bey, memiliki kekhawatiran yang sama mengenai krisis kemanusiaan di Rakhine State. Ia menyebutkan, Presiden dan Sekjen PBB sepakat untuk terus berupaya membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State.
“Jika tidak selesai, maka krisis ini akan berdampak pada stabilitas dan keamanan kawasan. Krisis yang berkelanjutan juga akan melahirkan radikalisme dan bahkan meningkatnya ancaman terorisme,” kata Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi dan Sekjen PBB membahas pentingnya segera diselesaikan MOU Repatriasi antara Myanmar dan Bangladesh.
“Penyelesaian MOU sangat penting artinya bagi proses repatriasi,” kata Presiden Jokowi.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri