Menuju konten utama

Praveen-Debby Gagal Tembus Final Bulu Tangkis Jepang Terbuka

Praveen Jordan-Debby Susanto gagal ke final turnamen Jepang Terbuka 2017 setelah dikandaskan oleh wakil China Wang Yilyu-Huang Dongping

Praveen-Debby Gagal Tembus Final Bulu Tangkis Jepang Terbuka
ganda campuran indonesia praveen jordan (kiri) berpasangan dengan debby susanto melepaskan smes ke arah pasangan ganda campuran tiongkok lu kai dan huang yaqiong pada kualifikasi kejuaraan bca indonesia open super series premier 2016 di istora senayan jakarta, selasa (31/5). pasangan unggulan indonesia itu kalah atas pasangan tiongkok dengan skor 15-21, 10-21. antara foto/wahyu putro a/aww/16.

tirto.id - Pasangan ganda campuran Praveen Jordan-Debby Susanto gagal ke final turnamen Jepang Terbuka 2017 setelah dikandaskan oleh wakil China Wang Yilyu-Huang Dongping yang dikalahkannya sepekan lalu di Seoul, Korea Selatan.

Laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang dipantau di Jakarta, Sabtu (23/9/2017), mencatat Praveen/Debby harus menyerah dari duet China setelah bertarung dua gim selama 48 menit yang berkesudahan dengan skor 14-21, 19-21 dalam laga empat besar di Tokyo Metropolitan Gymnasium.

Setelah bermain ketat dan harus tertinggal 2-4 dari Wang-Huang di awal gim pertama, Praveen-Debby mampu mengejar dan membalikkan keadaan menjadi 5-4. Akan tetapi setelah momen itu, duet China seperti menemukan kembali sentuhannya dan berhasil mengejar dan menyusul dengan mencetak empat poin tanpa balas.

Selepas tertinggal, Praveen-Debby berusaha mengejar sekuat tenaga, namun dominasi Wang-Huang dalam permainan gim pertama itu seakan tidak mampu disamai oleh duet Indonesia yang hingga usai gim pembuka, tidak bisa mengejar lagi ketertinggalannya.

Awal gim kedua juga diwarnai dengan pertarungan ketat kedua pasangan, namun Wang-Huang berhasil meninggalkan jauh perolehan angka Praveen-Debby hingga 10-4.

Praveen-Debby tidak tinggal diam, perlahan namun pasti pasangan tersebut mengejar, mulanya ketika tertinggal 4-10, mereka berhasil memperkecil ketertinggalan dengan empat poin tanpa balas menjadikan skor 8-10 lalu 9-11 hingga akhirnya menyamakan kedudukan 12-12.

Di paruh terakhir gim kedua, kedua pasangan tersebut bermain ketat yang diwarnai beberapa kali skor imbang hingga akhirnya di posisi 16-16, duet China mampu membuat dua angka langsung menjadikan skor 18-16.

Meski Praveen-Debby terus berusaha mengejar dan menyusul angka Wang-Huang, mereka hanya mampu memperkecil ketertinggalan satu angka hingga perlawanan mereka berakhir dengan skor 19-21.

Hasil itu membuat duet China berhak melaju ke partai puncak turnamen berlevel Super Series itu sekaligus membalas kekalahannya dari Praveen-Debby di turnamen sejenis bertajuk Korea Terbuka 2017 sepekan lalu.

"Sebenarnya kalau dilihat dari permainan dan penampilan, mereka sama seperti di final Korea kemarin. Tapi hari ini mereka jauh lebih berani mengangkat bola, mereka berani membuka dulu, berani defend dan balik menyerang. Di sini juga bolanya berat dan mereka cukup solid. Mereka nggak takut-takut out. Kalau kemarin di Korea kan ada angin, jadi mereka nggak bisa angkat bola seleluasa hari ini," ucap Debby dalam keterangannya dilansir dari Antara.

Meski tak berhasil mencapai partai puncak, Praveen-Debby mengaku tetap bersyukur dengan pencapaian mereka di Jepang kali ini.

"Secara keseluruhan masih belum puas dengan penampilan kami. Tapi kami tetap bersyukur dengan hasil ini, dan lebih sebagai bahan introspeksi saja untuk pertandingan berikutnya," ujar Praveen.

Di Korea Terbuka 2017 sendiri, Praveen-Debby berhasil menyudahi perlawanan Wang/Huang dalam dua gim langsung yang berkesudahan 21-17, 21-18 di partai final dan berhak menyandang juara yang merupakan pertama kalinya untuk tahun 2017 bagi pasangan Indonesia tersebut.

Hasil ini juga menjadi kekalahan kedua yang diderita Praveen-Debby berbanding satu kekalahan Wang/Huang atas wakil Indonesia dalam tiga pertemuan mereka.

Baca juga artikel terkait JEPANG TERBUKA 2017 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Olahraga
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani