tirto.id - Hasil hitung cepat alias quick count menempatkan pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul dari pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Hasil quick count itu menunjukkan perolehan suara Prabowo-Gibran di atas 50 persen.
Terkait itu, Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto meminta para sukarelawan relawan dan pendukung menunggu hasil penghitungan manual Pilpres 2024, alias hasil resmi dariKomisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.
Andi menuturkan, hasil penghitungan manual KPU akan membuktikan kepastian integritas dan keadilan proses pelaksanaan Pemilu 2024. Saat ini, kata dia, TPN Ganjar-Mahfud terus mencermati hasil quick count dan exit poll, yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
“Tentu, hasil finalnya harus menunggu perhitungan manual yang nanti akan difinalisasi bersama antara Paslon 01, 02,03, pada akhir Maret 2024,” kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/2/2024).
Andi mengatakan, belum bisa memutuskan hasil quick count merepresentasikan demokrasi telah berjalan baik di negara ini. Sebab, Andi mengeklaim, pada hari pencoblosan 14 Februari 2024 kemarin, TPN menerima cukup banyak laporan adanya indikasi kecurangan di lapangan.
Lebih lanjut, dia menuturkan, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, bersama tim juga terus menganalisa laporan dan video terkait adanya pelanggaran.
“Itu yang sedang kami cermati, bahwa kami mengamati laporan-laporan dan video yang beredar. Ada hasil dari rapat-rapat di daerah tentang apa yang terjadi. Itu kami cermati. Bang Todung sudah mengumpulkan timnya untuk menganalisa laporan-laporan itu. Semoga yang di awal proses Pemilu 2024 ini, yang kami sebut sebagai awal dari mendung demokrasi, bisa menghasilkan Pemilu demokratis dan komitmen kita yang mengawal prosesnya secara baik,” ucap Andi.
Sementara itu, terkait dengan pertemanan dengan pihak lain, mantan Gubernur Lemhanas itu menilai hal tersebut merupakan bagian dari konsolidasi demokrasi yang melampaui kepentingan individu maupun partai politik tertentu.
“Kalau kepentingannya sama tentang mengawal demokrasi akan ada pertemuan-pertemuan itu, seperti yang berkali-kali disebut Mas Ganjar dan Pak Mahfud. Pemilu 2024 lebih besar dari hanya sekadar memenangkan Ganjar-Mahfud, tapi, memastikan konsolidasi demokrasi,” tutur Andi.
Sementara itu, Dewan Pakar Politik TPN Ganjar-Mahfud, Muhammad AS Hikam, mengatakan, dinamika politik Indonesia baru dapat dilihat setelah penghitungan manual KPU selesai, akhir Maret 2023.
“Kita tidak boleh mendahului. Semua ini, kan, hanya usaha supaya masyarakat terhindar dari spekulasi dan dugaan-dugaan lainya. Exit poll dan quick count kalau diniatkan, itu adalah upaya mengontrol proses pemilu dari penyelewengan. Untuk melihat dan memantau proses Pemilu di negara yang demokrasinya belum kuat, butuh waktu,” kata Hikam.
Hikam menjelaskan, metode quick count diciptakan oleh sebuah organisasi masyarakat sipil NAMFREL berkedudukan di Filipina untuk pemilu bebas.
Berdasarkan pada hasil quick count, Hikam menilai kemenangan PDI Perjuangan dalam perebutan kursi di parlemen sebagai sebuah kemenangan besar, sehingga konstelasi politik di parlemen akan berubah. Apalagi, jika PDI Perjuangan menjadi oposisi, masyarakat sipil akan merasa memiliki teman.
“Kalau PDI Perjuangan menjadi oposisi, masyarakat sipil akan merasa mempunyai teman. Jadi, nggak perlu lagi repot-repot bergerak," pungkas Hikam.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Intan Umbari Prihatin