tirto.id - Pasca kalah dari Pemilihan Presiden tiga tahun lalu, praktis Prabowo Subianto perlahan mundur dari arena politik nasional. Dia memang lumayan sering tampil di media massa dalam Pilkada Jakarta, mengingat partainya, Gerindra, adalah salah satu pengusung pasangan calon yang sebentar lagi akan resmi jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Namun demikian, survei terkini dari Indikator Politik Indonesia berjudul Evaluasi Tiga Tahun Pemerintah Jokowi-JK dan Efek Elektoralnya menunjukkan bahwa meski tidak ada 'pergerakan' berarti dari mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini, namun ia tetap jadi rival terkuat Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 nanti.
Prabowo akan dipilih oleh 11,5 persen dari 1.220 responden dewasa yang dipilih secara random (multistage random sampling) dari seluruh provinsi di Indonesia pada 17 sampai 24 September lalu jika pemilihan presiden diadakan sekarang (ketika survei berlangsung). Sementara Jokowi, ada di posisi pertama dengan tingkat pemilihan sebesar 34,2 persen.
Survei ini dilakukan dengan simulasi terbuka dimana responden diminta menyebutkan siapapun politisi yang dianggap layak dipilih sebagai presiden selanjutnya.
Prabowo tetap menguntit Jokowi dalam simulasi dengan metode lain. Pada simulasi daftar nama (simulasi dimana responden diminta memilih Capresnya dari daftar nama yang diajukan), Prabowo menempati posisi kedua dengan angka 19 persen. Sementara Jokowi, memperoleh suara 47,3 persen.
Nama-nama lain yang dimasukkan ke dalam daftar Capres di antaranya Susilo Bambang Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Basuki Tjahaja Purnama. Namun hanya dua nama teratas yang punya perolehan suara signifikan. Lainnya tidak lebih dari lima persen.
Pada simulasi delapan nama (Indikator menyodorkan delapan nama politisi populer sebagai calon presiden), Prabowo memperoleh suara hingga 24,8 persen. Lagi-lagi ia berada di bawah Jokowi yang dipilih 54,6 persen responden.
Sementara pada simulasi enam nama, Prabowo dipilih 26,6 persen responden. Jokowi, tetap berada di peringkat teratas dengan perolehan suara 55,3 persen.
Terakhir, ketika hanya disuguhkan dua nama saja, responden yang memilih Jokowi sebanyak 58,9 persen. Sementara Prabowo 31,3 persen. Sisanya, 9.8 persen, tidak menjawab.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa hasil survei ini membuktikan satu hal, bahwa Prabowo memang punya basis pendukung yang loyal, sisa-sisa Pemilu tiga tahun lalu.
"Prabowo tidak bisa dianggap remeh mengingat selama tiga tahun terakhir dia tidak melakukan aktivitas politik yang mencolok. Prabowo tidak melakukan kampanye secara sistematis sejak 2014. Ini menunjukkan bahwa Prabowo punya pemilih loyal yang tidak sedikit," kata Burhanuddin kepada sejumlah wartawan, di Jakarta, Rabu (11/10/2017) kemarin.
Hasil Indikator sama persis dengan survei yang pernah dibuat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Dalam survei yang diselenggarakan pada 3 sampai 10 September kemarin, Jokowi dipilih oleh 38,9 persen responden, sementara Prabowo 12 persen.
Penulis: Rio Apinino
Editor: Maya Saputri