tirto.id - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak boleh santai menghadapi perubahan elektabilitas paslon di daerah Jawa Barat. Sebagai salah satu daerah dengan penduduk terbanyak di Indonesia, suara di Jawa Barat bisa sangat menentukan.
Dalam survei lembaga Charta Politika Indonesia, paslon nomor urut 01 Joko Widodo mengungguli elektabilitas Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat. Mereka berhasil meraih angka 47,4 persen dan oposisi hanya meraih 42,3 persen.
"Dia harus mempertahankan daerah-daerah kunci yang menang 2014 lalu, Jawa Barat, Jakarta, Aceh. Ini harus menang telak," tegas Adi kepada Tirto, Selasa (26/3/2019).
Masalahnya, ketiga daerah itu adalah basis Prabowo di 2014. Jika kemenangan di sana pada lima tahun lalu tak bisa menunjang kemenangan Prabowo, apalagi jika daerah tersebut kalah.
Adi menyarankan Prabowo tidak terlena menggempur basis di daerah lain, tapi daerah kekuasaannya dahulu malah dipaksakan. Padahal, di daerah lain dia juga punya misi.
"Ga harus menang, tapi minimal dikurangi," ucapnya lagi.
Sedangkan survei Charta Politika Indonesia yang dilakukan pada 1-9 Maret 2019 juga menunjukkan bahwa Sumatera menjadi satu-satunya daerah yang dikuasai oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, di Sumatera, Prabowo-Sandiaga mendapat suara 48,3 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf hanya 43,3 persen.
Namun hal ini bukan berarti Prabowo-Sandiaga aman.
"Buat Prabowo, mau dia menang-menangin abis-abisan Sumatera pun, tapi dia biarkan angka ini bertahan sampai akhir di Jawa Barat, Jawa Timur, the game is over," tegas Yunarto hari Senin (25/3/2019).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri