tirto.id - Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan mengarahkan belanja alat utama sistem senjata (alutsista) "untuk perimbangan kekuatan pertahanan, khususnya kapal-kapal perang angkatan laut, pesawat tempur angkatan udara dan darat."
Pernyataan ini ia sampaikan untuk membantah anggapan kalau Prabowo akan menganakemaskan Angkatan Darat karena dia tenar dan besar di matra tersebut. Prabowo bahkan pernah jadi Danjen Kopassus, sebuah pasukan elite dari AD.
"Jadi keliru bila ada yang menilai perspektif dan program Menteri Pertahanan bias Angkatan Darat," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Senin (25/11/2019).
Faktanya alustista AD memang paling layak di antara dua matra lain.
Kekuatan angkatan udara Indonesia menempati posisi 23 dari 53 negara. Armada pesawatnya terbilang sedikit, sebanyak 273. Sebagai pembanding, Mesir yang berada satu peringkat di bawah Indonesia punya 1.092 armada tempur.
Sementara kekuatan angkatan laut berada di peringkat 10 dengan 221 armada. Tapi tetap kalah jika dibanding Amerika, Cina, dan India--tiga negara yang tengah memperebutkan jalur ekonomi di Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia.
Kontras dengan itu, AD memiliki kekuatan tempur cukup masif dengan 2.148 alutsista.
Pada APBN 2020, TNI AD-lah yang mendapat kucuran dana terbanyak. Anggarannya Rp55,92 miliar dengan alokasi alutsista sebesar Rp4,5 miliar. TNI AL punya bagian Rp22,08 miliar dan alokasi alutsista Rp4,1 miliar. Sedangkan TNI AU memperoleh dana Rp15,5 miliar dan alokasi alutsista Rp2,1 miliar.
Agar alokasi anggaran ini maksimal, Dahnil bilang Prabowo sudah mewanti-wanti para pejabat di kementerian agar tidak 'main-main'. Dahnil juga bilang Prabowo tidak segan mengejar pelaku rente.
"Tidak boleh ada kebocoran di belanja alutsista dan hak-hak kesejahteraan prajurit TNI," tegas Dahnil.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino