tirto.id - Calon Presiden 02 Prabowo Subianto mengatakan Jakarta diperkirakan bisa tenggelam setinggi tugu Bundaran HI hanya dalam waktu 40 tahun.
Itu memungkinkan terjadi karena faktor iklim yang tak bisa diantisipasi pemerintah.
"Permukaan air laut diperkirakan Jakarta bisa tenggelam sampai dengan Bundaran HI, kalau naiknya lebih dari itu dalam waktu 40 tahun. Pantai Utara Jawa akan terpengaruh ini. Menyangkut kehidupan jutaan orang jadi kita sebagai generasi yang mungkin sekarang memimpin negara ini," kata Prabowo.
Oleh karena itu, Prabowo menilai seorang Presiden harus memikirkan rencana 20 tahun kedepan oleh semua pihak.
Termasuk mengenai tantangan lingkungan terbesar mulai dari perubahan iklim hingga naiknya permukaan air laut.
"Itu titik-titik merah yang oleh Center for Remote Sensing Antartica dan Antartika diperkirakan akan banyak hilang es-nya," katanya.
"Kalau jadi air permukaan, air laut seluruh bumi naik dan kita lihat di situ yang merah-merah itu menyangkut Indonesia, di situ Pantai Utara Jawa, pantai-pantai Sumatera, pantai Papua, pantai Kalimantan banyak terkena," lanjutnya.
Ia mengatakan itu di acara dialog dengan para komunitas kesehatan se-Indonesia.
Prabowo juga bercerita bagaimana masalah kesehatan di Indonesia dan dunia itu bermula dari perubahan iklim yang cukup buruk.
Prabowo menilai salah satu problem kesehatan di Indonesia dan dunia karena adanya problem iklim.
"Jauh sebelum terjadi sesuatu persoalan krisis, kemudian perubahan iklim jadi masalah untuk dunia. Bukan untuk kita saja, kebutuhan kita, adalah negara kepulauan. Kalau benar perkiraan PBB bahwa setiap tahun permukaan laut naik 25 cm, ada yang mengatakan 10 cm. Anda bayangkan 25 cm dalam 10 tahun bisa naik dua setengah meter," kata Prabowo di Hotel Bidakara, Kamis (28/2/2029) sore.
Kamis siang, Prabowo Subianto diundang dalam silaturahim dengan para komunitas kesehatan seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDFI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Nur Hidayah Perwitasari