Menuju konten utama

Prabowo Belum Beri Selamat Jokowi, Gerindra: Sabar, Jangan Dipaksa

Menurut Wakil Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko kata menghormati yang diucapkan Prabowo sudah mengandung arti selamat.

Prabowo Belum Beri Selamat Jokowi, Gerindra: Sabar, Jangan Dipaksa
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Wakil Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko meminta kesabaran publik dan juga agar tidak memaksa Prabowo untuk mengucapkan selamat ke Jokowi usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang menolak gugatan sengketa Pilpres 2019 yang diajukan Prabowo-Sandiaga Uno.

"Sabar, jangan dipaksa-paksa. Waktu kita kan masih panjang sampai pelantikan," kata Hendarsam Marantoko, dalam diskusi bertajuk 'Peta Politik Pasca Putusan MK' di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2019).

Hendarsam menilai pengucapan selamat hanyalah soal pilihan kata saja. Menurut Hendarsam, Prabowo sejatinya telah mengucapkan selamat ke Jokowi saat memberikan keterangan pers usai putusan MK, Kamis (27/6/2019).

"Ketika Pak Prabowo mengambil kata 'menghormati', tentunya sudah terkandung makna selamat dan menghormati," jelasnya.

Bahkan, kata Hendarsam bisa saja ucapan selamat akan langsung diberikan Prabowo ke Jokowi saat Jokowi dilantik pada Oktober mendatang.

"Track record Pak Prabowo kan juga jelas, menghadiri pelantikan Pak Jokowi pada 2014," ucapnya.

Sementara itu dalam acara yang sama, Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan, tak mempersoalkan sikap Prabowo yang belum mengucapkan selamat kepada Jokowi. Menurut Arteria hal tersebut hanya masalah dialektika karena Prabowo menjaga perasaan pendukungnya.

"Kalau PDIP sama Pak Prabowo kan hubungannya sangat baik, sama Bu Mega juga. Tapi kalau lihat dari pernyataan Pak Prabowo kemarin itu hanya masalah dialektika kebangsaan, bahasa. Namun tetap konsekuensi yuridisnya menerima Pak Jokowi sebagai presiden terpilih," ujar Arteria.

Arteria melihat Prabowo harus berhati-hati memilih diksi agar tak mengecewakan pendukungnya yang menurut Arteria sangat fanatik.

"Kami memahami Pak Prabowo kan di belakang gerbongnya banyak. Dia harus memperlihatkan serambi Mekah depannya, ajeg. Tapi di belakangnya serambi tenteram. Di antara mereka berdua (Jokowi dan Prabowo) tidak ada masalah. Dua sahabat dan negarawan yang bahu-membahu," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Irwan Syambudi