tirto.id - Juru bicara Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Imam Priyono, mengatakan partainya memiliki kans akan bergabung dengan pemerintahan baru dan akan meninggalkan koalisi PDIP, yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Saat ini, jika menilik perolehan suara sementara Pilpres, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, berpeluang menang karena memiliki suara sebanyak 58 persen lebih.
Menurut Imam, keputusan untuk bergabung dengan pemerintahan baru akan diputusakan melalui forum resmi partai berlambang Ka'bah itu.
"Pun ada (meninggalkan koalisi Ganjar-Mahfud) akan didiskusikan pada forum resmi PPP," kata Imam saat dihubungi Tirto, Selasa (27/2/2024).
Imam mengatakan, kewenangan pengambilan keputusan akan diputuskan ketua umum melalui forum resmi partai dan melibatkan seluruh kader. Kendati demikian, saat ini, PPP masih fokus mengawal suara pilpres dan pileg.
"Keputusan-keputusan strategis biasa diambil PPP pada forum-forum resmi partai yang melibatkan komponen-komponen PPP. Sementara kami masih fokus menjaga suara," tutup Imam.
Sebelumnya, Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno mengatakan, PPP siap merapat ke pemerintahan baru bila diajak bergabung.
Secara pribadi, Sandiaga menilai ajakan untuk merapat ke pemerintahan baru adalah hal yang terhormat karena mampu membangun bangsa. Hal itu sejalan dengan nama PPP sendiri yang mendorong persatuan dan pembangunan. Oleh karena itu PPP perlu ikut aktif membangun bangsa.
"PPP ini kan partai pendukung pemerintah, jadi posisi kita ada di pemerintahan. Ada dua menteri, ada satu wamen, ada stafsus presiden. Kita tentunya nanti ada proses yang berlanjut," kata Sandiaga.
Sandiaga menuturkan, dirinya baru kembali dari Australia dan India. Negara tersebut mengapresiasi kemampuan Indonesia dalam menyelenggarakan Pemilu dengan demokrasi skala besar di dunia. Di saat yang sama, Sandiaga mengaku fokus kerja dan belum mendapat tawaran. Ia menyerahkan kepada prerogatif pemerintahan baru.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang