tirto.id - Penerapan PPKM Darurat di Indonesia diharapkan bisa menekan jumlah kasus penularan harian hingga 10 ribu kasus per hari pada Agustus mendatang, dari di atas 30 ribuan kasus per hari pada saat ini.
“Perlu ditekankan bahwa pemerintah tetap mempertahankan angka testing dan tracing yang tinggi, yaitu 4 kali lipat dibandingkan masa sebelum PPKM Darurat. Sehingga yang didapat nanti adalah angka konkret, yaitu kasus harian yang betul-betul menurun, yang mengindikasikan turunnya tingkat penularan,” ujar Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi saat menyampaikan perkembangan terkini terkait dengan implementasi PPKM Darurat, Senin (12/7).
Untuk mencapai angka 10 ribu per hari tersebut, perlu menurunkan mobilitas masyarakat sampai dengan 50%.
“Tidak cukup 30% seperti di awal tahun saat kita menekan lonjakan kasus akibat libur Natal dan tahun baru,” tegas Dedy.
Berdasarkan laporan mobilitas masyarakat yang dilakukan melalui pemantauan satelit dan berbagai sumber lain, menunjukkan rata-rata pergerakan ke kantor menurun pada kisaran 30%. Sedangkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum turun 40%. Angka penurunan tersebut perlu terus diperbesar.
Dedy menyebutkan, Koordinator PPKM Darurat yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah meminta kepada pemerintah daerah untuk terus mengejar target tersebut.
Jika target bisa tercapai maka PPKM Darurat bisa berakhir pada 20 Juli nanti, tidak perlu diperpanjang.
Perkembangan Status Kasus dan Vaksinasi
Pada kesempatan itu, Dedy juga menyampaikan perkembangan status harian jumlah kasus COVID-19 di tanah air.
“Pada hari ini, kasus aktif mencapai 380.797 kasus.Untuk kasus baru yang terkonfirmasi positif tercatat 40.427 orang. Sedangkan jumlah kasus yang meninggal 891 orang. Tak hentinya pemerintah menyampaikan duka mendalam kepada sanak saudara yang ditinggalkan,” ujar Dedy.
Angka-angka tersebut diharapkan menjadi pemicu kita untuk makin gencar melawan virus COVID-19.
“Tetap di rumah, jauhi kerumunan, pakai masker dobel jika harus keluar rumah, dan pastikan untuk selalu cuci tangan. Jangan berikan ruang bagi virus untuk menjangkiti kita,” kata Dedy.
Sedangkan untuk perkembangan vaksinasi, Dedy menjelaskan bahwa Indonesia pada hari ini baru saja kedatangan sekitar 10 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku.
Dengan kedatangan tersebut, total vaksin yang telah diterima Indonesia menjadi lebih dari 132 juta dosis, terdiri dari 115,5 juta dosis dalam bentuk bahan baku dan 17,226 juta dosis vaksin jadi.
Untuk vaksin berbentuk bahan baku, diolah lebih lanjut oleh Bio Farma. Menteri BUMN, kata Dedy, telah meminta Bio Farma untuk meningkatkan produksi vaksin di tengah PPKM Darurat ini.
Saat ini, Bio Farma telah meningkatkan produksinya menjadi 20 juta dosis per bulan dari sebelumnya 12 juta dosis. Ke depannya, jumlah produksi tersebut akan terus ditingkatkan.
Kedatangan vaksin yang terus mengalir adalah bukti nyata keseriusan pemerintah untuk menjaga pasokan vaksin dan mempercepat target kekebalan komunal. Pemerintah bahkan menargetkan penyuntikan dua juta dosis per hari bisa tercapai pada Agustus nanti.
Editor: Iswara N Raditya