Menuju konten utama

PP Muhammadiyah: Buya Syafii Maarif Tokoh Bangsa yang Inklusif

Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping pada Jumat (27/5/2022) pagi.

PP Muhammadiyah: Buya Syafii Maarif Tokoh Bangsa yang Inklusif
syafii maarif. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./pd/16

tirto.id - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pagi. Buya Syafii meninggal dunia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping pada pukul 10.15 WIB.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan Buya Sayafii menjalani perawatan medis di RS PKU Muhammadiyah sebanyak dua kali. Dia mengaku menemani Buya setengah jam sebelum wafat.

"Buya dipanggi Allah dalam usia 81 tahun. Kami PP Muhammadiyah mengucapkan duka sedalam-damnya atas wafatnya beliau dan kita doakan beliau Khusnul khatimah," kata Haedar melalui keterangan pers, Jumat.

Haedar menjelaskan tim medis telah merawat Buya Syafii secara optimal sesuai dengan keahliannya. "Tapi Allah sudah menentukan garis ya di mana Buya Syafi'i Ma'arif dipanggil Allah," kata dia.

Haedar menilai Buya Syafii sebagai tokoh yang selalu menjunjung tinggi nilai moral, etika, dan akhlak yang mulia, baik di internal Muhammadiyah maupun bangsa.

Selain itu, Buya Syafii juga dikenal sebagai tokoh yang humanis dan sangat dekat dengan orang-orang kecil.

"Beliau sebagai tokoh bangsa yang inklusif. Beliau selama ini selalu konsen terhadap pemikiran-pemikiran maju, pemikiran-pemikiran besar bangsa negara. Lebih dari itu, beliau sebagai bangsa sebagai negarawan," ucapnya.

Lebih lanjut, Haedar mengimbau bagi pihak yang masih memiliki hak yang belum terpenuhi oleh Buya Syafii agar menghubungi PP Muhammadiyah.

Jenazah Buya Syafii akan diberangkatkan ke Masjid Besar Kauman, Yogyakarta untuk disalatkan. "Setelah ashar akan diberangkatkan ke kawasan Sentolo Kulon Progo," ujarnya.

Baca juga artikel terkait SYAFII MAARIF WAFAT atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan