tirto.id - Potensi gempa berskala berskala besar di Sulawesi Barat (Sulbar) sudah diingatkan sejak 2019 lalu. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam rapat koordinasi penanganan pasca-bencana Sulbar di Kabupaten Mamuju, Rabu, 20 Januari 2021.
"Namun kita tidak tahu kapan gempa tersebut akan terjadi," kata Doni seperti diwartakan Antara.
Berdasarkan data per hari Selasa kemarin, Basarnas menyampaikan bahwa total orang yang meninggal akibat gempa di Sulbar sudah mencapai 90 orang.
Maka daripada itu, Doni mengimbau masyarakat yang tinggal di Sulbar agar selalu waspada dan bersiap apabila sewaktu-waktu kembali terjadi gempa.
Sebagai upaya mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat, kata Doni, salah satunya tidak tinggal atau berada di sekitar bangunan yang tidak tahan dengan guncangan gempa.
"Jangan berada di dalam atau tinggal di bangunan yang kondisinya seperti itu. Untuk mengetahui kondisi bangunan tersebut butuh ahli yang dapat menilai kekuatan bangunannya," ujarnya.
Tidak hanya di Sulbar, menurut Doni, seluruh daerah di Indonesia juga berpotensi dihantam gempa, mulai dari skala kecil hingga besar, kecuali Pulau Kalimantan.
Di sisi lain, ia pun meminta seluruh relawan yang ikut membantu penanganan usai bencana di Sulbar agar selalu berhati-hati dengan penyebaran Covid-19.
"Kami membawa 500 ribu masker untuk para relawan. Saya minta bantuan masker ini jangan sampai hanya tersimpan dan tidak terdistribusi," kata dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, saat ini terjadi peningkatan aktivitas gempa bumi secara signifikan, bahkan guncangannya turut dirasakan oleh masyarakat. Kata BMKG, dari tanggal 1 Januari hingga 20 Januari 2021 saja, total ada 52 kali gempa di Indonesia.
"Jumlah ini tergolong tinggi, banyangkan sejak tanggal 1 hingga 20 Januari 2021 hampir setiap hari terjadi gempa dirasakan, kecuali hanya 2 hari saja yaitu tanggal 10 dan 17, tidak terjadi gempa yang dirasakan oleh masyarakat," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Rabu, 20 Januari 2021.
Bahkan, kata Daryono, untuk tanggal 14 Januari 2021 saja, wilayah Indonesia diguncang gempa selama 8 kali dan guncangannya itu dirasakan oleh masyakat. Menurut Daryono, hal itu tidak lazim.
Sebab, dalam 20 hari saja, sudah terjadi aktivitas gempa dirasakan sebanyak lebih dari 50 kali. Sementara kalau kita menengok data jumlah aktivitas gempa dirasakan bulan Januari 2020 tercatat sebanyak 54 kali.
Untuk saat ini, baru 20 hari saja jumlah gempa dirasakan sudah setara dengan jumlah gempa dirasakan selama sebulan pada Januari 2020.
"Adanya femomena peningkatan aktivitas gempa ini belum dapat diketahui sebabnya. Namun demikian yang pasti gempa bumi adalah proses pelepasan energi yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa setelah mengalami akumulasi medan tegangan yang sudah berlangsung sejak lama," ungkap dia.
Editor: Agung DH