tirto.id - Sekitar 453 warga Ciledug Indah, Tangerang, Banten harus mengungsi akibat banjir setelah hujan ekstrem pada 1 Januari 2020 kemarin. Meski begitu, saat ini posko pengungsian kekurangan makanan bahkan untuk makan siang.
“Ini mereka sudah tanyain nasi, bagaimana, belum ada tapi sudah kelaparan," kata Hasani seorang staf kelurahan Pedurenan saat ditemui di Posko Masjid Al-Irsyad, pada Kamis (2/1/2019).
Di tengah wawancara, seorang warga datang ke posko untuk meminta mie instan dalam kemasan. Namun Hasani menyebut tidak memilikinya sama sekali.
Setidaknya ada dua posko yang dibuka akibat bencana banjir di Ciledug Indah. Posko pertama terletak di Masjid Al-Irsyad yang terletak persis di sisi jalan Hasyim Asyari. Di sini total ada 453 warga dari 86 kepala keluarga yang mengungsi dengan rincian 48 balita dan 42 lansia.
Selain itu ada pula Posko Pinang 2 dengan total 17 kepala keluarga yang mengungsi denhan rincian 47 orang dewasa dan 14 lansia.
Namun angka itu diduga baru sebagian kecil dari jumlah warga terdampak. Sebagian besar warga disebut masih bertahan di rumahnya dan ada pula yang kesulitan keluar, mereka lantas membentuk posko secara swadaya di dalam perumahan.
Hasani menyampaikan, semalam memang ada sejumlah makanan yang masuk misalnya nasi bungkus, air mineral, popok bayi, dan obat-obatan. Namun, kebanyakan bantuan itu datang dari pribadi atau organisasi masyarakat, untuk obat-obatan disediakan oleh Puskesmas Pedurenan.
Selain itu jumlah logistik yang ada dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan warga.
Dari pihak Pemerintah Kota Tangerang sendiri sampai saat ini belum ada bantuan logistik yang masuk dan tercatat padahal sebelumnya Walikota Tangerang Arief Wismansyah telah datang meninjau lokasi.
"Apakah dia di posko di sana [Posko Pinang] kita enggak tahu. Kalau di posko sini itu ibunya Pak Wali itu ngasih nasi bungkus," kata dia.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz