Menuju konten utama

Polri Tawarkan Pengawalan Khusus untuk Novel Baswedan

"Kami akan kawal, tunjuk saja teman-teman Novel yang dipercaya di polisi. Kami akan kawal yang bersangkutan," kata Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol M Iqbal.

Polri Tawarkan Pengawalan Khusus untuk Novel Baswedan
(ilustrasi) Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Mantan Ketua KPK Abraham Samad, memberikan keterangan kepada wartawan saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menawarkan pengawalan khusus kepada mantan Penyidik KPK, Novel Baswedan bila merasa terganggu secara keamanan.

"Kami akan kawal, tunjuk saja teman-teman Novel yang dipercaya di polisi. Kami akan kawal yang bersangkutan," kata Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol M Iqbal, di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (2/3/2018).

Iqbal menyatakan saat ini pihaknya terus berupaya menemukan penyerang Novel Baswedan. Menurutnya, sudah 60 orang saksi diperiksa dan sejumlah cctv di sekitar rumah Novel dibongkar dalam mengusut kasus ini.

"Bahkan polisi Australia juga mem-back up secara teknis," kata Iqbal.

Tidak hanya itu, Iqbal mengaku pihaknya sudah menyebarkan sketsa wajah penyerang Novel ke masyarakat dan membuka layanan informasi melalui sambungan telepon.

"Banyak puluhan masyarakat sudah memberikan info. Ini kami tampung," kata Iqbal.

Namun, Iqbal enggan menyatakan informasi yang telah didapat pihaknya karena bersifat rahasia dan bila diungkapkan ke publik bisa mengganggu proses penyidikan.

Selain dari masyarakat, menurut Iqbal, kepolisian juga telah mengumpulkan informasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selama ini terus membantu dalam menuntaskan pengusutan kasus Novel.

"Kami bersyukur Novel kembali. Kami doakan semakin baik dan dapat mempermudah terungkapnya kasus ini dengan informasi yang perlu kami dalami gitu ya," kata Iqbal.

Akan tetapi, saat disinggung perihal kemungkinan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), Iqbal menyatakan "bukan domain kami."

"Ini kasus kick and run tabrak lari gitu dan ini memerlukan keseriusan. Doakan saja kami bekerja," kata Iqbal.

Novel diserang dua orang dengan menggunakan air keras di bagian wajah pada April 2017 usai salat subuh di masjid dekat rumahnya. Akibatnya, mata kirinya mengalami luka serius dan harus menjalani pengobatan di Singapura.

Saat penyerangan terjadi, Novel sedang menyelidiki kasus korupsi megaproyek E-KTP yang melibatkan sejumlah politisi parlemen, termasuk mantan Ketua DPR, Setya Novanto.

Sampai saat ini, penyerang Novel belum juga terungkap. Sejumlah elemen masyarakat sipil pun mendesak Presiden Jokowi membentuk TGPF karena terdapat indikasi penyerangan tersebut dilakukan secara sistematis. Namun, sampai Novel pulang ke Indonesia pada akhir bulan lalu, TGPF penyerangan Novel belum juga terbentuk.

Baca juga artikel terkait KASUS PENYERANGAN NOVEL BASWEDAN atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Hukum
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yantina Debora