Menuju konten utama

Politik Patron Klien di Balik Ricuh Kongres PAN di Kendari

Pengamat politik dari UGM Arya Budi menilai kericuhan tidak luput dari campur tangan para politikus senior yang menjadi patron dalam pemilihan ketum PAN.

Politik Patron Klien di Balik Ricuh Kongres PAN di Kendari
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan), Senior Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa (tengah) dan sejumlah kader PAN lainnya berkumpul saat kericuhan terjadi di sidang pleno Kongres PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020). ANTARA FOTO/Jojon/foc.

tirto.id - Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) memanas hingga berujung ricuh. Aksi lempar-lemparan kursi terjadi dalam Rapat Pleno I di Ruang Sidang Utama Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).

Terdapat empat kandidat calon ketua umum yang bertarung pada Kongres V PAN ini, yaitu: petahana Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Dradjad Wibowo, serta dua Wakil Ketua Umum Mulfachri Harahap dan Asman Abnur.

Dilansir dari Antara, saling lempar kursi ini terjadi dalam Rapat Pleno I Kongres PAN yang sedang membahas agenda tentang tata tertib (tatib) kongres. Namun, aksi tersebut tidak berlangsung lama karena aparat yang berjaga langsung menghentikan aksi para kader partai berlambang matahari itu.

Akibat keributan ini, Rapat Pleno I harus diskors untuk sterilisasi kepesertaan karena ada silang pendapat terkait peserta Kongres V.

Sekretaris SC Kongres V PAN Saleh Partaonan Daulay menerangkan sejumlah peserta ingin agar ruang sidang utama steril atau hanya diisi oleh kader PAN yang berstatus sebagai peserta saja. Sehingga mereka ingin rapat pleno berlangsung tertib.

Para peserta tidak mau kalau orang yang hadir bukan peserta Kongres V PAN dan melarang orang lain tanpa status pemegang hak suara untuk masuk ke arena Rapat Pleno.

“Misalnya seperti saya, statusnya ada 3, saya sekretaris SC Kongres, anggota DPR RI, pengurus DPP PAN sehingga saya punya hak untuk masuk," kata dia di Hotel Claro, Kendari, Selasa (11/2/2020).

Tak hanya di dalam arena rapat pleno, keributan juga terjadi di luar arena rapat pleno.

Dua pendukung calon ketua umum PAN, yakni Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap nyaris bentrok di lantai satu Hotel Clarion. Kericuhan tersebut diduga berawal dari saling ejek dan saling tunjuk antarkedua kubu dari caketum tersebut.

Tak lama kemudian, para pendukung calon ketua umum saling lempar botol dan kursi hotel. Sekitar 30 peserta mengalami luka-luka di bagian kepala dan bahu.

“Kericuhan dipicu oleh pendukung Zulkifli Hasan tidak mau melakukan verifikasi, ada sekitar 30 orang pendukung Mulfachri Harahap luka-luka. Mereka luka-luka di bagian kepala karena dilempar kursi," ungkap Koordinator Lapangan Pemenangan Mulfachri Harahap-Hanafi Rais, Muh Asri Anas di Hotel Clarion, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020) seperti dilansir dari Antara.

Kericuhan Kongres V PAN juga terjadi pada hari sebelumnya, Senin (10/2/2020). Saat itu juga berujung pada tindak kekerasan. Termasuk adanya perampasan lima buah laptop sebagai sarana penyimpanan data peserta kongres.

Ketua DPW PAN Kalimantan Timur Darlis Pattalongi pun menyampaikan keberatannya atas kejadian tersebut. Menurut dia, insiden ini malah membuat perhelatan Kongres PAN terhambat dan merugikan partai.

Kritik juga dilayangkan calon ketua umum PAN petahana, Zulkifli Hasan. Ia menyesalkan terjadinya keributan di area kongres. Apalagi sampai pengambilan paksa sejumlah alat elektronik berupa komputer untuk pendataan peserta kongres.

Intervensi Amien, Hatta, dkk

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arya Budi menilai kericuhan yang terjadi dalam pertemuan PAN, termasuk kongres yang berlangsung saat ini karena tidak adanya aturan yang jelas. Seperti hukuman berupa sanksi ketika seorang kader tidak hadir. Sampai berbuat onar ketika ada di dalam sebuah pertemuan.

Menurut Arya, jika sistem kelembagaan partai sudah stabil, pastinya tidak ada kericuhan yang terjadi ketika melakukan perebutan kursi kekuasaan PAN.

"Harusnya kaderisasi PAN clear, karena mereka lahir dari rahim reformasi. Jadi sistem pemilihan itu dapat melalui mekanisme musyawarah, itu untuk mempertaruhkan kepentingan tanpa harus saling membunuh,” kata Arya kepada reporter Tirto, Selasa (11/2/2020).

Di sisi lain, Arya menilai perseteruan tersebut tak lepas dari pecahnya internal organisasi PAN dalam pemilihan ketua umum. Meskipun perpecahan dalam sebuah partai merupakan hal yang lumrah, kata Arya.

Perpecahan itu antara lain tidak luput dari campur tangan para politikus senior PAN yang menjadi patron. Mereka, kata Arya, antara lain: Amien Rais, Soetrisno Bachir, dan Hatta Radjasa dalam pemilihan ketum PAN ini.

Seperti Mulfachri Harahap yang didukung oleh pendiri PAN Amien Rais. Sementara Asman Abnur disebut sebagai orangnya Hatta Radjasa.

“Intervensi itu pasti ada, kalau tidak ada justru aneh, berarti dia tidak merasa memiliki PAN. Baik langsung maupun tidak, seperti mengintervensi bagaimana partai seharusnya dikelola,” kata Arya.

Sebab, kata Arya, pemilihan ketua umum PAN ini dapat menentukan nasib partai berlambang matahari itu lima tahun ke depan. Apalagi, mengingat di depan mata sudah ada ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.

Nantinya, kata Arya, para calon kepala daerah yang ingin mendaftarkan diri akan ditentukan oleh ketua umum yang baru.

Selain itu, kata Arya, pertarungan Pilpres 2024 yang tidak ada lagi calon petahana. Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sesuai dengan aturan perundang-undangan, kemungkinan masa jabatannya akan berakhir pada periode ini. Hal ini membuat ketua umum PAN berpeluang maju di pilpres nanti.

Arya juga melihat intervensi para politikus senior PAN, seperti Amien Rais, Hatta, dan lainnya juga memiliki kepentingan pribadi. Seperti kepentingan ekonomi, bisnis, dan pengaruh yang mereka miliki di Indonesia.

“Jadi siapa yang jadi ketum sekarang akan menentukan peta koalisi partai, kompromi dengan partai lain selama beberapa tahun ke depan. Terlihat orang banyak yang nggak mau kalah, seperti senior PAN, karena ini taruhannya besar,” kata Arya.

Karena itu, Arya menyarankan agar para elite partai, terutama tokoh yang menjadi patron supaya mampu mengakomodir para kadernya. Karena jika tidak, kata dia, dikhawatirkan mereka saling menghancurkan satu sama lain.

"Setelah saling menghancurkan, sadar atau tidak partai juga akan hancur. Misal kader ada yang keluar bikin partai sendiri, menarik diri, dan lainnya,” kata Arya.

Zulhas Terpilih Kembali

Calon petahana Zulkifli akhirnya terpilih sebagai ketua umum, mengalahkan Mulfachri Harahap dan Dradjad Wibowo. Zulhas mengantongi 332 suara, sedangkan Mulfachri Harahap mendapatkan 225 suara, dan Dradjad Wibowo 6 suara.

Ketua Panitia Pengarah (SC) Kongres V PAN Eddy Soeparno mengatakan proses pemilihan ketua umum PAN periode 2020-2025 dipercepat karena terjadi dinamika yang berujung bentrokan fisik.

Eddy juga menjelaskan, sebelum magrib diharapkan proses pemilihan telah selesai, sehingga Rabu (12/2/2020) hanya melakukan pembahasan-pembahasan di komisi-komisi tentang AD/ART, program-program kerja, dan lain-lain.

Baca juga artikel terkait KONGRES PAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz