tirto.id - Polisi memastikan bahwa pelaku penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menggunakan mug sebagai medium untuk menyimpan dan menyiramkan air keras ke wajah Novel.
Kendati demikian, dalam pemeriksaan, polisi tidak bisa menggunakan mug tersebut sebagai alat untuk menelusuri pelaku penyiraman. Pasalnya, pelaku penyiraman tidak menempelkan sidik jarinya secara utuh pada mug itu, sehingga polisi kesulitan untuk menelusuri pelaku melalui mug tersebut.
Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono. Ia menegaskan, pelaku penyiraman air keras itu menggunakan wadah mug sebagai alat penyimpan air keras.
"Jadi pelaku itu menggunakan mug itu lah untuk menyiram ke muka korban," ujar Argo saat dihubungi Tirto di Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Argo mengatakan, mug tersebut disita kepolisian untuk diperiksa secara intens oleh kepolisian. Mereka baru menggunakan mug untuk mengidentifikasi cairan yang digunakan untuk menyiram air keras kepada Novel.
Saat disinggung mengenai kemungkinan pencarian pelaku lewat sidik jari dari mug, Argo mengatakan polisi tidak bisa melakukan hal tersebut. Ia beralasan, pelaku memegang mug hanya pada bagian gagang gelas sehingga sidik jari tidak bisa diambil dari mug tersebut.
"Sidik jari harus sempurna sejajar. Kalau Cuma dipegang sedikit di ujung gitu susah bagi kita," kata Argo.
Sampai saat ini, mantan Kabid Humas Polda Jatim ini mengaku polisi masih terus mendalami kasus tersebut. Mereka kini sudah memeriksa sekitar 16 saksi dalam perkara ini. Mereka pun sudah menyita sejumlah barang bukti untuk penyidikan seperti pakaian dan mug.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan mengatakan polisi sudah memeriksa sejumlah barang sitaan dalam kasus Novel Baswedan. Berdasarkan pemeriksaan kepolisian, mereka menemukan cairan berjenis asam sulfat atau H2SO4 dari sebuah mug.
"Jadi untuk sementara perkembangannya itu, ada mug yang berisi H2SO4. Kemudian ada baju Novel, saksi tetangga ada enam saksi yang kami periksa. Nanti kami dalami," ujar Iriawan saat ditemui di Kodam Jaya, Jakarta, Kamis (13/4).
Iriawan mengaku, polisi mencurigai adanya sekelompok pihak yang mendatangi rumah Novel. Mantan Kapolda Jabar ini mengaku sempat menanyakan tentang kehadiran sekelompok orang ke rumah kepada istri Novel Baswedan, Rina Emilda yang kebetulan berjualan baju gamis secara online. Ia menduga adanya kemungkinan pria yang mendatangi rumah dengan alasan membeli barang dari Rina.
"Maksudnya, kalau ada kita curiga. Jadi maksudnya bukan ada kaitannya dengan jualan gamis dengan saudara Novel," ujar Iriawan.
Iriawan menambahkan, mereka terus menggali keterangan saksi lewat tetangga. Informasi yang diperoleh, ada dua orang yang menghampiri rumah Novel. Mereka tengah mendalami adanya kemungkinan orang yang datang merupakan pelaku yang menguntit Novel.
"Dua minggu lalu beberapa orang yang sempat duduk di rumahnya Novel. Kita sudah punya fotonya. Kita sedang kembangkan ke sana," ujar Iriawan.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto