tirto.id - Pihak Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyiapkan rekayasa arus lalu lintas di sekitar kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat jika ada aksi massa yang dilakukan jelang 22 Mei.
"Jika terjadi unjuk rasa di KPU secara besar, maka terhadap arus lalu lintas akan dilakukan rekayasa dan penutupan arus," ujar Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya Kompol Muhammad Nasir ketika dihubungi wartawan, Selasa (21/5/2019).
Ia menyatakan, ada lima rencana alih arus lalu lintas dalam situasi tersebut. Berikut rutenya:
1. Arus lalu lintas dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Jalan Imam Bonjol ditutup. Dialihkan ke Jalan Pamekasan atau Jalan Agus Salim.
2. Arus lalu lintas dari Jalan Rasuna Said menuju Jalan Imam Bonjol melalui Jalan HOS Cokroaminoto ditutup dan dialihkan ke Jalan Sumenep ke Jalan Latuharhary menuju arah Manggarai.
3. Arus lalu lintas dari Jalan Prof Moch Yamin menuju Jalan Imam Bonjol diluruskan menuju arah Jalan Sutan Syahrir.
4. Arus lalu lintas dari Jalan Diponegoro menuju Jalan Imam Bonjol ditutup. Dialihkan dan diputarbalik atau dialihkan ke Taman Suropati.
5. Arus lalu lintas dari Jalan Taman Sunda Kelapa yang mau belok kiri ke Jalan Imam Bonjol ditutup. Dialihkan dengan diluruskan ke Taman Suropati atau belok kanan ke Jalan Diponegoro.
Hampir 34 ribu personel gabungan TNI dan Polri menyiagakan prajuritnya untuk mengamankan rencana aksi 22 Mei di depan kantor KPU. Bahkan 20 personel cadangan dipersiapkan.
“Ada 20 ribu personel cadangan dari TNI dan Polri yang disiapkan bila dibutuhkan dalam situasi tertentu,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (20/5/2019).
Total 54 ribu personel ini khusus ditempatkan di Ibu Kota, Dedi berharap penyampaian pendapat oleh massa dan pengumuman penghitungan suara berjalan lancar dan damai.
Para personel ini merupakan gabungan seluruh anggota Brimob Nusantara dari seluruh kepolisian daerah dan Perintis Nusantara yang merupakan anggota Sabhara Polri.
“Semua dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan pada 22 Mei, sebelum maupun sesudah pengumuman suara tingkat nasional,” sambung mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Anggota TNI dan Polri yang bersiaga di lokasi aksi tidak dilengkapi peluru tajam dan senjata dalam mengamankan aksi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno