Menuju konten utama

Polisi Siaga di Radius 200 M dari Sumber Ledakan Dekat Lokasi Debat

Polisi sudah memasang garis polisi sekitar 100 meter dari sumber suara ledakan.

Polisi Siaga di Radius 200 M dari Sumber Ledakan Dekat Lokasi Debat
Petugas kepolisian berjaga seusai terdengar ledakan di kawasan parkir timur Senayan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Suara dentuman terdengar dari sekitar area parkir timur Gelora Bung Karno (GBK) dei dekat acara nonton bareng Debat Pilpres 2019 digelar pada Minggu (17/2/2019).

Ratusan polisi berseragam dinas dan lapangan bersiaga dalam radius sekitar 200 meter dari lokasi sumber suara ledakan terdengar.

Polisi yang berjaga melarang wartawan mendekati lokasi sama sekali. Dalam radius sekitar 100 meter, garis kuning sudah dipasang polisi.

Hingga saat ini, sumber ledakan belum diketahui pasti. Sejumlah polisi menolak berkomentar atau mengaku belum tahu soal ledakan tersebut. Sejauh ini juga belum ada laporan soal korban jiwa.

Berdasarkan pengamatan reporter Tirto, tampak beberapa anak kecil dan orang tua melarikan diri karena takut adanya ledakan susulan.

"Saya aja belum tahu ini," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di lokasi.

Ledakan terdengar dari arah Parkir Timur Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Lokasi tersebut merupakan tempat berkumpulnya para pendukung kedua paslon untuk menyaksikan nonton bareng debat Pilpres.

Sejak Minggu pagi, panitia debat Pilpres telah menyiapkan dua buah panggung serta layar yang dapat digunakan untuk live streaming debat. Sejak pukul 15.00 WIB tadi, tempat tersebut mulai dipadati oleh pendukung masing-masing kubu dan hanya terpisah jarak sekitar 100 meter.

Namun, di dalam lokasi debat, acara tetap berlangsung seperti biasa. Dua pasang paslon sudah memasuki sesi pertama debat dan tengah menjawab beberapa pertanyaan yang dibacakan panelis.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra