tirto.id - Pihak kepolisian Malaysia yang menyelidiki pembunuhan Kim Jong-nam mengatakan, terdapat upaya untuk membobol masuk ke kamar mayat di mana jenazah Kim Jong-nam disimpan. Malaysia kemudian menuntut pertanyaan dari diplomat senior Korea Utara terkait hal itu.
Pernyataan yang disampaikan kepala polisi Malaysia, Khalid Abu Bakar ini mengurai kecurigaan lebih lanjut terkait keterlibatan Pyongyang atas pembunuhan saudara tiri dari diktator Korea Utara, Kim Jong-un, itu.
Khalid mengatakan pria lain yang akan diinterogasi itu teridentifikasi sebagai Kim Uk-il, pejabat maskapai penerbangan negara Korea Utara, Air Koryo. Selain itu, Khalid juga menyebutkan pejabat kedutaan Korea Utara di Malaysia yaitu Hyon Kwang-lagu (44) sebagai pelaku lain yang terlibat.
"Dia sekretaris kedua kedutaan ... Mereka tidak berada di tahanan. Mereka telah dipanggil untuk bantuan," kata Khalid dalam konferensi pers sebagaimana dilansir dari The Guardian, Kamis (23/2/2017)
Sementara itu, pihak kepolisian tahu ada upaya oleh seseorang untuk masuk ke kamar mayat rumah sakit. "Kami harus mengambil tindakan pencegahan. Kami tidak akan membiarkan siapa pun untuk mengutak-atik kamar mayat, " demikian Khalid mengungkapkan seperti dikutip Melayu Mail.
Dia menuturkan bahwa penyidik tahu siapa yang melakukan upaya pembobolan, namun segera menambahkan: "tidak perlu bagi saya untuk memberitahu Anda".
Kim Jong-nam, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar negara asalnya, meninggal karena kejang dalam perjalanan ke rumah sakit sembilan hari lalu setelah mengeluh ada seorang wanita yang menyemprot bahan kimia ke wajahnya saat di bandara internasional Kuala Lumpur.
Pihak berwenang Malaysia telah menangkap empat orang dalam kasus ini: seorang wanita Vietnam, seorang wanita Indonesia, seorang pria Malaysia, dan seorang pria Korea Utara.
Khalid mengatakan polisi "sangat percaya" empat tersangka lain yang melarikan diri dari Malaysia pada hari kematian Kim, pergi ke ibukota Korea Utara.
Sebagaimana diketahui, wanita Indonesia yang ditahan mengatakan dia telah ditipu untuk aksi iseng dalam pembunuhan tersebut. Ia percaya bahwa dia adalah bagian dari lelucon komedi televisi.
Namun, pada Rabu (22/2/2017), Khalid membantah informasi itu. Ia mengklaim tersangka telah dilatih untuk serangan itu di tempat-tempat umum yang berbeda, termasuk sebuah mal besar di pusat kota Kuala Lumpur.
"Ya, dua tersangka perempuan tahu bahwa zat mereka yang punya, beracun. Kami tidak tahu apa jenis bahan kimia yang digunakan, " katanya.
"Mereka menggunakan tangan kosong," katanya sembari menambahkan bahwa mereka diperintahkan untuk mencuci tangan mereka setelah itu.
Pembunuhan itu telah menyebabkan perselisihan diplomatik antara Korea Utara dan Malaysia, salah satu dari sedikit negara yang sampai sekarang masih menjaga hubungan terbuka dengan Pyongyang.
Sementara di hari yang sama, Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Utara mengeluarkan pernyataan menuntut pembebasan warga yang ditahan, Ri Jong-chol. Pihak Kedubes mengatakan bahwa dua perempuan di luar warga negara Korea Utara, "tidak bersalah" sehingga juga harus dibebaskan.
Sebelumnya, Duta Besar Korea Utara, Kang Chol, telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia, Senin (20/2/2017) setelah menuduh polisi melakukan penipuan.
Kang Chol pun menuntut agar tidak ada otopsi dan jenazah Kim Jong-nam segera dibebaskan. Menanggapi itu, Kuala Lumpur menolak permintaan itu sehingga polisi bisa melanjutkan investigasi mereka, dan telah menyerukan anggota keluarga Kim Jong-nam untuk maju untuk mengklaim jasadnya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari