tirto.id - Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi mengatakan, politikus PPP Habil Marati (HM) yang ditangkap polisi pada 29 Mei 2019 berperan mendanai rencana pembunuhan empat pejabat negara pada 22 Mei 2019.
Kepolisian menangkap Habil di rumahnya pada 22 Mei 2019. Menurut Ade, Habil memberikan uang sebesar 15 ribu dolar Singapura atau senilai Rp150 juta kepada Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen untuk membeli senjata api.
"Jadi uang yang diterima tersangka Kivlan Zen itu dari tersangka HM. Maksudnya untuk pembelian senpi," kata Ade Ary Syam Indradi di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Selain itu, kata Ade, Habil juga memberikan uang sejumlah Rp60 juta kepada HK alias Iwan. Polisi tidak merinci secara detail pemberian uang tersebut. Namun, Ade menegaskan biaya itu masih untuk rencana pembunuhan.
"Dia memberikan uang Rp60 juta langsung kepada tersangka HK alias I untuk biaya operasional dan senjata api," tegas Ade lagi.
Polisi kemudian menyita gawai dari HM dan hasil cetak rekeningnya. Polisi masih mendalami apakah ada orang lain yang berada di belakang Habil untuk mendanai Kivlan.
"Ya itu sedang kita dalami, yang jelas penyidik sudah menyita alat komunikasi, sudah menyita aliran dana dll. Itulah teknis taktik strategi penyidik, kita belum bisa sampaikan di sini, tunggu saja ini akan semakin terang," tegas Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal.
Kepolisian merilis video yang ditayangkan saat jumpa pers di Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019). Dalam rekaman video tersebut, tersangka bernama Iwan alias HK mengatakan, penangkapan itu karena hubungannya dengan Kivlan Zen.
"Ada kaitannya dengan senior saya, jenderal saya, yang saya hormati dan saya banggakan Mayor Jenderal Kivlan Zen," tegas Iwan dalam videonya.
Dalam pengakuannya, Iwan mendapat panggilan telepon saat bersama TJ atau kerap disapa Udin pada Maret 2019. Mereka pun sepakat bertemu di kawasan Kelapa Gading. Dalam pertemuan itulah, Iwan mengaku diperintah Kivlan untuk membeli senjata.
"Dalam pertemua tersebut, saya diberi uang Rp150 juta untuk pembelian alat, senjata, yaitu senjata laras pendek 2 pucuk dan laras panjang 2 pucuk," tegas Iwan lagi.
Sementara TJ mengatakan, jumlah target operasi sebanyak empat tokoh. Mereka adalah Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Budi Gunawan dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
“Saya mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen dari Iwan untuk menjadi eksekutor penembakan target atas nama: 1. Wiranto, 2. Luhut Binsar Panjaitan, 3. Budi Gunawan, 4. Gories Mere. Saya diberikan uang Rp55 juta dari Mayjen [purn] Kivlan Zen," tegasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto