Menuju konten utama

Polemik dan Jalan Panjang Taylor Swift Raih American Music Awards

Taylor Swift resmi menyandang status artis terbanyak meraih piala American Music Awards sepanjang satu dekade selain Michael Jackson.

Polemik dan Jalan Panjang Taylor Swift Raih American Music Awards
Taylor Swift, kiri, pemenang penghargaan artis tahun ini, dan Shania Twain terlihat di akhir American Music Awards pada hari Minggu, 24 November 2019, di Microsoft Theater di Los Angeles. Chris Pizzello / Invision / AP

tirto.id - Setelah melalui perjalanan panjang, Taylor Swift akhirnya mendapatkan lima penghargaan American Music Awards (AMA) 2019. Pertama, ia meraih Artist of the Decade, kedua ia diganjar Album Favorit Pop/Rock. Ketiga meraih Favorite Music Video untuk “You Need to Calm Down”. Keempat Favorite Female Artis dan Favorite Artis.

Dalam penghargaan musik paling bergengsi di Amerika itu, Taylor mengalahkan Billie Eilish dan Ariana Grande untuk kategori Album Favorit Pop/Rock. Atas penghargaan itu, Taylor resmi menyandang status artis terbanyak meraih piala AMA sepanjang satu dekade.

Di sisi lain, penyanyi berusia 29 tahun ini juga dikategorikan sebagai artis wanita terbanyak mendapatkan penghargaan AMA dengan 29 kemenangan. Ia bahkan mampu menggeser posisi Michael Jackson yang meraih 24 piala, demikian seperti dilansir The Guardian.

Tidak hanya AMA, Billboard bahkan akan memberikan penghargaan "Woman of the Decade Award" kepada Taylor Swift pada 12 Desember mendatang. Swift akan menjadi wanita pertama akan yang menerima penghargaan itu.

Alasan Billboard memberikan penghargaan itu kepada Taylor Swift karena dianggap sebagai salah satu penyanyi paling sukses sepanjang masa selama tahun 2010-an, demikian seperti dilansir Antara dari The Hollywood Reporter, Kamis (21/11/2019).

Sepanjang karier bermusiknya, Taylor Swift telah mendapat banyak pencapaian, yang di mana albumnya pernah menjadi peringkat pertama di Billboard 200 pada dekade ini. Selain itu, lima lagu Swift juga merajai tangga lagu Billboard Hot 100.

Di sisi lain, ia juga menggelar tiga tur di seluruh dunia dan dua penghargaan "Billboard Woman of the Year". Swift juga juga dinilai berkomitmen untuk melindungi hak-hak kreatif, pendidikan musik, program melek huruf, penelitian kanker, bantuan bencana dan inisiatif "Time's Up".

Polemik dan Larangan

Sebelum hari-hari menyenangkan menghampiri Taylor Swift, pelantun lagu "Lover" ini mengungkapkan sebuah kabar mengejutkan. Ia mengaku dilarang oleh dua petinggi label Big Machine Records bernama Scott Borchetta dan Scooter Braun membawakan lagu-lagu lawasnya dalam ajang American Music Awards (AMA) 2019.

Kisah tentang larangan itu, dibagikan Swift dalam tulisan panjang bertajuk "Don't know what else to do" yang diunggah di akun-akun media sosialnya."Aku akan mendapatkan penghargaan artist of the decade dalam AMA dan sudah berencana untuk melakukan medley hit saya sepanjang dekade dalam acara itu," ujar Swift seperti dilansir Antara.

"Namun, Scott Borchetta dan Scooter Braun sekarang mengatakan saya tidak diizinkan untuk menampilkan lagu-lagu lamaku di televisi. Mereka mengklaim akan merekam ulang musikku dan aku tidak diizinkan hingga tahun depan," lanjutnya.

Selain itu, petinggi label tempatnya pernah bernaung juga menolak Swift menggunakan lagu-lagu lamanya untuk proyek film dokumer perjalanan karirnya bersama Netflix. Bahkan, dikabarkan pula, Scott dan Scooter mengancam Swift apabila ia buka suara dan tidak menuruti perintah dua petinggi Big Machine Records itu.

Swift berharap kejadian yang menimpanya itu dapat menggugah kesadaran musikus dan petinggi label lain guna memberikan kebebasan terhadap seniman. "Pesan yang dikirim [Scott dan Scooter] sangat jelas: Jadilah gadis kecil yang baik dan tutup mulut, atau kau akan dihukum. Itu hal yang salah. Mereka tidak melakukan apa pun untuk menciptakan lagu dan hubungan yang aku miliki dengan penggemarku," katanya.

Tak lama ia mengumumkan larangan itu, tanda pagar #IStandWithTaylor langsung viral di Twitter untuk memberikan dukungan kepada penyanyi yang mendapat kekangan dalam berekspresi itu. Dilansir dari ET Online oleh Antara, sejumlah pesohor pun memberikan dukungan kepada Taylor Swift itu, salah satunya penyanyi Lili Allen yang mengatakan:

"Solidaritas terhadap Taylor. Itu terdengar sangat buruk dan orang-orang masih bertanya-tanya kenapa dunia musik belum punya gerakan #MeToo?"

Selain itu, ada pula Halsey yang melalui Instagram Stories ikut mengecam tindakan label Big Machine. "Jahat. Itu hukuman. Itu upaya membungkam dia (Swift). Keanggunan dan kesabarannya pada masa-masa inilah yang membuat dia sebagai Artis Dekade," kata Halsey.

Selain dua artis itu, Tinashe, Todrick Hall, hingga Rebecca Black juga ikut mendukung Taylor.

Respons Label Big Machine

Terkait polemik itu, Scooter Braun akhirnya buka suara dalam acara Hollywood Chamber of Commerce State of the Entertainment Industry Conference.

Scooter yang juga menjadi manajer penyanyi Justin Bieber ini mengatakan, "Saya tidak pernah membicarakan ini dalam enam bulan, tidak pernah sekalipun," seperti dilansir Antara.

Sebab, Scooter mengaku lebih memilih untuk membicarakan masalah itu secara langsung daripada mengumbarnya ke publik. "Yang saya maksud, orang harus berkomunikasi dan ketika mereka bisa berkomunikasi, kurasa mereka bisa menyelesaikan masalah," kata dia.

"Kupikir banyak miskomunikasi, tapi saya percaya pada dasarnya manusia itu baik," lanjut dia. Pertikaian ini, kata Scooter, sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya karena banyak yang menelepon kantornya, bahkan sampai ada yang mengancam.

"Yang kami butuhkan adalah bicara langsung dan saling berdiskusi. Bila kita tidak bisa bicara, kurasa kita takkan mendapatkan jawaban."

Baca juga artikel terkait TAYLOR SWIFT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH