tirto.id - Menyusul terjadinya aksi penyerangan terhadap tujuh siswa SD Sabu Raijua pada Selasa (13/12/2016), Polda Nusa Tenggara Timur berencana menambah personel polisi di wilayah itu. Polda NTT menilai Polres Kupang yang wilayah hukumnya meliputi Sabu Raijua tidak bisa bergerak cepat untuk antisipasi keamanan karena terkendala jarak yang jauh.
Kapolda Nusa Tenggara Timur Brigjen Pol E Widyo Sunaryo mengatakan rencana ini bergulir berdasarkan pengalaman pekan lalu saat
pelaku penyerangan atas nama Irwansyah, salah seorang pedagang keliling asal Depok, Jawa Barat tewas dirajam massa Selasa (13/12) di kantor kepolisian setempat.
"Persoalan di Sabu menjadi referensi untuk disampaikan ke Mabes Polri untuk segera membentuk Polres baru atau tetap dengan Polsek tetapi dilakukan penambahan personel," katanya di Sabu Raijua, seperti ditulis Antara, Kamis (15/12).
Pelaku Irwansyah sebenarnya sempat ditangkap oleh Koramil Seba dan diserahkan ke Polsek Seba setelah diketahui melakukan penyerangan dengan cara menyayat leher tujuh orang siswa SDN I Seba, di Kabupaten Sabu Raijua.
Mantan Kapolres Atambua ini mengatakan saat pengamanan tersangka seluruh personel kepolisian di Polsek tersebut sudah bekerja dengan sangat maksimal. Namun jumlah massa yang tidak sebanding dengan jumlah personel mengakibatkan massa dengan mudah menjebol tahanan dan kemudian merajam pelaku.
"Saya mohon maaf dan ini salah saya karena kejadian ini sangat situasional dan sangat cepat sehingga bantuan pasukan juga tidak bisa dikirim secara cepat karena jarak ke Sabu yang sangat jauh," tuturnya.
Ia berdalih perbedaan waktu antara kejadian penyerangan di sekolah dan di Polsek menurutnya sangat cepat dan hanya berkisar sekitar satu jam lebih, sedangkan pasukan dari Kupang baru bertolak ke Sabu pada sore harinya.
Kapolda Sunaryo mengatakan tantangan untuk mengamankan wilayah Sabu sendiri membutuhkan kerja keras. "Kalau dilihat dari keterpencilan pulau Sabu ini yang jauh dari mana saja, maka perlu ada pertimbangan khusus untuk bisa dibentuk satu Polres baru di sana," tuturnya.
Hingga saat ini, ketujuh korban penyerangan tersebut masih dirawat di Puskesmas setempat, dan kondisinya sudah mulai membaik setelah dibesuk oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada Rabu (14/12).
Frans Lebu Raya juga mengatakan personel gabungan dari TNI dan Polri diturunkan untuk mengamankan Sabu Raijua pascapenyerangan terhadap tujuh siswa SD Seba, Kabupaten Sabu. "Ada kurang lebih 150 personel pihak keamanan dari TNI dan Polri yang disiapkan, untuk mengamankan daerah ini," katanya.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH