tirto.id - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan berpotensi akan kembali mengulang pertarungan pada 2017 alias rematch pada Pilgub 2024. Hal itu tidak terlepas dari elektabilitas kedua mantan Gubernur DKI Jakarta itu, yang kerap bertengger di papan atas hasil sejumlah lembaga survei.
Survei Litbang Kompas teranyar misalnya menempatkan Anies berada di posisi teratas dengan raihan 29,8 persen dan disusul Ahok 20,0 persen.
Survei melibatkan 400 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jakarta. Margin of error survei ini kurang lebih 4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Adapun tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.
Di sisi lain, publik khawatir politik identitas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) akan muncul bila keduanya rematch.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, yakin politik SARA tak akan muncul bila ada rematch Anies Vs Ahok. Pasalnya, ia meyakini masyarakat Jakarta sudah cerdas.
"Enggak khawatir. Masyarakat sudah cerdas," kata Mardani saat dihubungi Tirto, Jumat (19/7/2024).
Bagi PKS, anggota Komisi II DPR RI itu, siapa pun yang maju kontestasi pasti figur-figur terbaik diajukan partai atau gabungan partainya. Ia berkata pasangan Anies-Sohibul Iman siap bertarung dengan jujur dalam kontestasi Pilgub Jakarta.
"Bersama Mas Anies dan Ust Sohibul Iman dengan aman, PKS siap berkompetisi dengan elegan dan jujur. Kalau yang maju orang-orang terbaik, yang untung adalah warga Jakarta," ucap Mardani.
Senada, Juru Bicara PKS, Ahmad Mabruri, meyakini politik SARA berujung pembelaan tak akan terulang di Pilgub Jakarta. Ia menyebut pihak yang memainkan isu SARA ialah para buzzer dan provokator.
"Warga Jakarta kan sudah dewasa. Yang bikin isu SARA, kan, buzzer dan provokator saja," kata Mabruri.
Ia mengatakan PKS setuju bila ada rematch Anies vs Ahok. Mabruri mengatakan makin banyak pasangan berlaga malah makin seru. Justru ia khawatir melawan kotak kosong.
"Anies-Sohibul Iman vs Ahok-Andika vs Kaesang-Yusuf Hamka boleh lah biar ramai," kata tutur Mabruri.
Sementara itu, Juru Bicara Nasional Tim Pemenangan Pilkada DPP PDIP, Chico Hakim, mengatakan partainya masih menimbang-nimbang untuk mencalonkan Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
“Kalau lihat hasil survei tersebut tentu kami akan melakukan simulasi bagaimana kemungkinan-kemungkinan dan bekerja sama dengan partai partai politik mana akan mengusung Pak Ahok,” kata Chico Hakim, kepada Tirto, Kamis (18/7/2024).
Sampai hari ini, kata Chico, PDIP belum bisa memutuskan apakah akan mengusung Ahok atau nama-nama lain dari internal partainya. Terlebih ada nama-nama lain di luar Ahok yang juga tengah dipertimbangkan diantaranya adalah Djarot Saiful Hidayat, Andika Perkasa, dan Tri Rismaharini.
“[Tapi] kami bersyukur hasil survei Litbang Kompas tetap menaruh Pak Ahok di dua besar. Karena Pak Ahok adalah salah satu kader terbaik kami,” kata dia.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang