tirto.id - Bicara tentang akhir tahun adalah bicara tentang rencana vakansi, baik yang masih tersimpan di benak maupun yang telah disiapkan secara terperinci sejak jauh hari. Menjelang akhir tahun, daerah-daerah wisata populer seperti Bali dan Lombok bisa dipastikan penuh sesak oleh para pelancong. Jika Anda ingin merayakan malam tahun baru secara meriah namun tetap dapat “bernapas”, ini waktu yang tepat untuk mencari destinasi alternatif. Salah satunya adalah Makassar.
Ibukota provinsi Sulawesi Selatan yang sebelumnya dikenal dengan nama Ujung Pandang ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan di Indonesia Timur sejak abad ke-16. Nama Makassar berasal dari kata “Mangkasarak” yang berarti menampakkan diri, berterus terang, atau bersifat terbuka. Karakteristik itu terlihat jelas pada keragaman budaya, bahasa, dan adat Makassar yang dipengaruhi berbagai etnis yang singgah atau menetap di kota itu sejak masa lampau.
Sebagai daerah pesisir, Makassar tentu memiliki pantai-pantai yang terkenal indah. Perayaan tahun baru di kota itu berpusat di Pantai Losari, dimulai dari menyaksikan matahari terbenam di anjungan Losari, dilanjutkan dengan menikmati tari-tarian, musik, dan ditutup dengan pesta kembang api sebagai puncak perayaan. Dibuai angin laut sembari mengudap pisang epe yang merupakan sajian khas Losari, pengunjung seakan dapat merasakan kerinduan para pelaut Bugis dalam lagu Anging Mamiri. Di Pantai Losari juga terdapat Masjid Amirul Mukminin. Masjid ini dibangun dengan tiang pancang yang tertanam di laut, sehingga ketika pasang naik, ia kelihatan terapung.
Jika Anda ingin melarikan diri sejenak dari keramaian, ada Pulau Kayangan alias Pulau Samalona yang dapat ditempuh dengan perahu dari dermaga di depan Fort Rotterdam. Di Pulau Samalona, Anda dapat menikmati keindahan taman bawah laut dengan cara snorkelling dan diving. Tak terlalu jauh dari Samalona, terdapat Pulau Kodingareng Keke yang indah dan tak berpenghuni. Ada pula Pantai Akkarena yang tak kalah molek, sekitar 5 kilometer dari kawasan Losari.
Pesona Sulawesi Selatan tentu bukan hanya wisata bahari. Selepas merayakan tahun baru di pantai, rasanya sayang bila Anda tak bertolak sebentar ke dataran tinggi Malino yang berjarak 2 jam perjalanan dari kota Makassar. Terletak di Kabupaten Gowa, Malino menawarkan keindahan alam seperti hutan pinus, gunung gamping, air terjun, dan perkebunan teh yang diselimuti kabut. Saat kembali ke kota, Trans Studio Makassar yang merupakan tempat rekreasi indoor terbesar ketiga di dunia juga merupakan pilihan yang patut.
Yang istimewa, perkembangan Makassar sebagai kota tujuan wisata diiringi dengan kesiapan infrastrukur. Bandara Sultan Hasanuddin, misalnya, terpilih sebagai The Most Improved Airport in Asia-Pacific di ajang Airport Service Quality (ASQ) Awards 2017 tajaan Airport Council International (ACI), yang menilai kepuasan penumpang di lebih dari 250 bandara dunia dari 34 indikator yang meliputi akses bandara, sistem keamanan, dan fasilitas seperti pusat perbelanjaan, restoran, serta kelayakan toilet.
Demikian pula perihal akomodasi. Ada hotel-hotelberkualitas dengan tarif terjangkau dan pelayanan serta fasilitas prima: kamar ber-AC, kamar mandi bersih, TV layar datar, sarapan, Wi-Fi, serta tempat beristirahat yang nyaman. Untuk mempermudah vakansi Anda, banyak di antara hotel-hotel itu bekerjasama dengan Airy. Saat terpikir untuk berlibur ke Makassar, Anda dapat langsung mengecek ketersediaan kamar hotel dan melakukan pemesanan di www.airyrooms.com atau lewat aplikasi Airy yang tersedia di Google Play Store dan App Store.
Penulis: Advertorial
Editor: Advertorial