Menuju konten utama

Piala Dunia 2018: Raheem Sterling Beri Pembelaan untuk Tatonya

Raheem Sterling membuat narasi pembelaan soal tatonya berjudul 'It Was All A Dream'

Piala Dunia 2018: Raheem Sterling Beri Pembelaan untuk Tatonya
Raheem Sterling melakukan pemanasan sebelum pertandingan Grup G antara Timnas Inggris vs Timnas Tunisia di Volgograd Arena, Volgograd, Rusia, Selasa (19/06/2018). AP Photo/Thanassis Stavrakis

tirto.id - Pemain Inggris kelahiran Jamaika, Raheem Shaquile Sterling beberapa waktu lalu sempat dikabarkan mendapat komentar negatif di media Inggris terkait tatonya. Tato berupa gambar senjata api itu disalahartikan oleh media dan menimbulkan kegemparan.

Seperti dikutip dari The Guardian, sikap beberapa media Inggris itu membuatnya kecewa. Sterling menyebut bahwa media-media itu tak benar memahami dirinya.

Sterling lantas membuat narasi pembelaan dirinya di The Players Tribune dengan judul ‘It Was All Dream’. Artikel itu tayang pada 21 Juni 2018 lalu. Dalam artikel tersebut, Sterling perihal latar belakang tatonya. Berdasarkan keterangan sang winger, tato itu adalah pengingat bagi dirinya jika ayahnya dibunuh.

“Ketika saya berumur dua tahun, ayah saya dibunuh. Itu membentuk seluruh hidupku,” tulisnya.

Dalam artikel yang sama, Sterling mengaku jika tidak lama setelah meninggalnya sang ayah, ibunya membuat keputusan untuk meninggalkannya bersama adiknya di Jamaika. Sang ibu lantas pergi ke Inggris untuk meraih gelar dan pekerjaan agar bisa memberikan Sterling dan adiknya penghidupan yang lebih baik.

Selama beberapa waktu, Sterling tidak benar-benar memahami usaha ibunya. Waktu itu, aku Sterling, anak seumuran dirinya tentu membutuhkan ibu untuk hadir disampingnya. Di masa ibunya pergi ke Inggris, sepakbola merupakan kebahagiaan bagi Sterling.

“Syukurlah saya punya sepakbola. Saya ingat ketika hujan turun, semua anak berlari keluar dan bermain sepakbola di genangan air, hanya bermain-main, bersenang-senang,” tulisnya lagi.

Di akhir tulisan itu, kendati agak kecewa dengan beberapa suara yang dilontarkan media Inggris, bagi Sterling Inggris masih merupakan tempat di mana seorang anak nakal yang datang dari ketiadaan dapat mewujudkan mimpinya.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari AS Rimbawana

tirto.id - Olahraga
Penulis: AS Rimbawana
Editor: AS Rimbawana