Menuju konten utama
Liga Europa

Petr Cech Bandingkan Mentalitas Arsenal dengan Chelsea

Petr Cech menyebut ruang ganti Chelsea akan terasa seperti pemakaman ketika timnya mendapat hasil kurang memuaskan.

Petr Cech Bandingkan Mentalitas Arsenal dengan Chelsea
Petr Cech. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Jelang laga final Europa League 2018/2019 antara Chelsea vs Arsenal pada Kamis (30/5), kiper The Gunners, Petr Cech, mengungkapkan perbedaan mentalitas kedua tim. Menurut eks kiper The Blues itu, ruang ganti Chelsea memberi tekanan lebih untuk memotivasi pemain meraih kemenangan.

"Ini akan terdengar aneh tapi saya pikir secara umum di Arsenal tidak ada tekanan yang cukup," ungkap pria berusia 37 tahun itu dikutip Evening Standard.

"Di Chelsea, pada saat kami bermain imbang, ruang ganti serasa pemakaman. Sangat buruk. Jika kami bermain imbang melawan tim besar di laga kandang, itu seperti,'Oh tidak, mustahil kami tidak menang di kandang'. Mentalitas seperti itu datang dari mana saja: pemain, pelatih. Tekanan seperti itu selalu ada di setiap laga sejak saya pertama kali di sana."

Komentar tersebut menjelaskan mengapa pelatih Arsenal saat ini, Unai Emery, sering memberikan pernyataan tentang membuat mentalitas baru tim. Selama satu dekade terakhir, kritik umum disematkan kepada Arsenal sebagi tim dengan mentalitas buruk dan tidak bisa menampilkan performa konsisten.

Arsenal sendiri terancam tidak akan lolos ke Liga Champions selama tiga musim beruntun. Mereka hanya mampu finis di posisi 5 klasemen Liga Inggris meskipun memiliki peluang baik mempertahankan peringkat 3 hingga akhir musim.

"Saya sepenuhnya tidak setuju dengan anggapan,'Ketika tekanan mendatangimu, Anda akan kalah'. Tidak. Saya pikir kami kehilangan poin di mana kami tidak memiliki tekanan yang tinggi. Kami bertandang ke Everton [7 April], Anda tahu, menang di posisi 3, kalah ke posisi 4. Kami kalah. Situasi tersebut berlanjut melawan Wolves, Palace dan Leicester," kata Cech.

"Selalu ada sanggahan,'Ini bukanlah bencana'. Kami seharusnya menciptakan tekanan kepada semua orang di tim karena dengan itu pemain akan memiliki tujuan yang jelas [menang]."

Sebelum bergabung dengan Arsenal pada musim 2015/2016, Cech telah memenangkan Liga Champions, Europa League, 4 Liga Inggris, 4 Piala FA dan 3 Piala Liga dalam 11 musim bersama Chelsea. Cech menilai Arsenal mampu meraih kemenangan, jika memang benar-benar harus menang.

"Saya merasa ketika Arsenal membutuhkan kemenangan, kami menang," imbuh pemegang rekor clean sheet terbanyak Liga Inggris sepanjang masa itu. "Kami pergi ke Napoli [di perempat final] dan semua orang mengatakan, "Oh, Anda sampah, mereka brilian di rumah". Kami menang."

"Jika Anda dalam tekanan Anda akan kalah di laga itu. Tapi kami tidak melakukannya karena tekanannya sangat tinggi. Anda tahu kekalahan akan membuat Anda tersingkir. Anda kalah 3-1 di Rennes [dalam 16 besar, pertandingan pertama], Anda harus menang di kandang: Anda menang. Semi final? Kita menang. Itu hanya contoh saja."

Ini merupakan final pertama Arsenal di kompetisi Eropa sejak 2006 silam. Di babak 16 hingga semifinal, Gunners berhasil mengalahkan wakil Prancis, Rennes, Napoli dan terakhir Valencia dengan skor agregat 7-3. Kemenangan akan membuat mereka kembali berlaga di Liga Champions musim depan.

Selain itu, laga ini akan menjadi penampilan terakhir Petr Cech sebelum pensiun pada akhir musim mendatang. Tampil 10 kali di Europa League 2018/2019, Cech mencatatkan 6 clean sheet dan kebobolan 7 gol.

Baca juga artikel terkait LIGA EUROPA atau tulisan lainnya dari Gilang Ramadhan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Fitra Firdaus