tirto.id -
Buku bergambar sampul kuli penambang batu kapur tersebut dibagi-bagikan kepada peserta seusai salat subuh berjamaah. Halimah (42) salah satu peserta Reuni 212 mengaku tak tahu dari mana asal buku tersebut.
Ia mengatakan buku tersebut beredar dari tangan ke tangan. "Ada yang bagiin tadi, kami ambil saja. Belum saya buka ini bukunya," ungkap Halimah kepada Tirto di sela-sela kegiatan.
Sementara itu, seorang peserta lainnya bernama Reza enggan berkomentar dari mana buku tersebut ia dapatkan. Ketika dimintai keterangan, ia dengan buru-buru memasukkan buku tersebut ke dalam tas yang ia bawa. "Enggak usah berita-berita-in lah kayak gini, Mas," ujarnya.
Buku tersebut merupakan buku yang dibuat Prabowo sebagai bentuk kritikan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Peluncuran buku tersebut bertepatan dengan deklarasi dukungan Koalisi Buruh Jakarta kepada pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, dalam Pilkada DKI Jakarta awal April lalu.
Buku Paradoks Indonesia juga memuat pemikiran dan pandangan Prabowo terhadap Indonesia. Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyoroti sisi ironis dari Indonesia sebagai negeri yang kaya raya namun banyak rakyatnya yang masih hidup di garis kemiskinan.
Menurut Prabowo, paradoks itu muncul karena ketimpangan dari sebuah negeri yang berlimpah harta namun tak dinikmati rakyatnya. Meski pertumbuhan ekonomi meningkat seberapa persen pun, kata dia, tidak ada artinya jika tidak disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Reuni Aksi 212 merupakan kegiatan yang digelar untuk memperingati satu tahun Aksi 212 yang berlangsung pada putaran pertama Pilkada Jakarta 2016 lalu. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Presidium Alumni 212 dan menghadirkan sejumlah tokoh Ormas Islam dan Ulama di Indonesia.
Selain itu ada pula dua orang politikus sekaligus pimpinan DPR RI yakni Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Fahri Hamzah. Gubenur baru DKI Jakarta Anies Baswedan juga turut menyempatkan hadir di tengah-tengah peserta aksi usai salat subuh berjamaah.
Kendati demikian, Ketua Panitia Reuni 212 Misbahul Anam, menegaskan bahwa acara 212 tidak dilakukan dengan tujuan politik tertentu. Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada aliran dana partai politik yang masuk ke kantong Presidium 212 maupun panitia.
"Ada yang bilang Reuni Aksi 212 ini didanai oleh partai. Ditunggangi oleh partai. Saudara, partai mana yang menunggangi Anda? Umat Islam sudah cerdas. Betul?" ujarnya di hadapan para peserta aksi dan wartawan.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dipna Videlia Putsanra