Menuju konten utama
Pelaksanaan Haji 2024

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Keterlambatan transportasi apa pun bisa memengaruhi operasional layanan jemaah haji, terutama di Makkah.

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah
Umat Islam berusaha menyentuh pintu ka’bah seusai tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Minggu (19/5/2024). Sigid Kurniawan/MCH 2024

tirto.id - Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Kholilurrahman, mengatakan keterlambatan transportasi apa pun bisa memengaruhi operasional layanan jemaah haji, terutama di Makkah. Hal ini disampaikannya merespons hasil evaluasi Kementerian Agama terkait angka keterlambatan penerbangan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airline.

Ia menjelaskan, untuk akomodasi sebenarnya keterlambatan pesawat tidak terlalu berpengaruh untuk di Makkah. Sebab biaya sewa hotel di Kota Madinah dengan Makkah berbeda. Kalau di Madinah itu blocking time (berdasar jumlah hari), sementara di Makkah full musim atau sewanya full selama pelaksanaan musim haji.

“Tapi (setiap kasus keterlambatan) tetap kita komunikasikan karena kaitannya dengan layanan lain, konsumsi misalnya. Jadi saling menyampaikan 'bravo' keterlambatan kedatangan pesawat harus tersampaikan kepada bagian transportasi, konsumsi dan lain sebagainya,” kata Kholilurrahman, Senin 20 Mei 2024.

Kemenag melaporkan hasil evaluasi setelah satu pekan penerbangan jemaah Haji Indonesia 2024 ke Tanah Suci. Seperti disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, angka keterlambatan penerbangan cukup tinggi pada pekan pertama oleh Garuda Indonesia.

“Satu pekan pertama, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen,” kata Anna.

Dari catatannya, dari 80 penerbangan di seluruh embarkasi, terdapat 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Adapun, keterlambatan tercatat sampai 3 jam 50 menit. Kementerian Agama dalam hal ini memberi teguran tertulis ke pihak maskapai.

“Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki,” tutur dia.

“Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama adalah 47 menit,” kata dia menambahkan.

Saiful berharap Garuda Indonesia dan Saudia Airlines mematuhi komitmen dan kontrak kerja untuk memberangkatkan jemaah Haji Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan.

Menurutnya, keterlambatan keberangkatan, apalagi hingga hitungan jam dan bahkan sampai terjadi perubahan jadwal, hal itu akan berampak pada penyiapan beragam layanan di Madinah maupun Makkah, baik transportasi, akomodasi, termasuk juga katering.

“Keterlambatan penerbangan juga berpotensi menjadikan jemaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu,” kata dia.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Abdul Aziz