tirto.id - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang Jawa Barat, Senin, (29/10/2018) masih relatif baru.
Menurutnya, pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 itu mulai digunakan Lion pada Agustus 2018 dan baru terbang selama 800 jam terbang.
"Jadi masih relatif baru, baru ini," katanya.
Sampai saat ini Soerjanto belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat itu. Pesawat Lion Air yang jatuh itu membawa sebanyak 189 orang. Pesawat itu berangkat dari Jakarta ke Pangkal Pinang dan hilang kontak pada pukul 06.33 wib.
"Pesawat take off jam 06.20, jumlah penumpang 178 dewasa, 1 anak, dua bayi infant, kru 2 orang, 6 awak kabin. 189 total," kata Soerjanto.
Sementara itu Basarnas mengatakan sudah menemukan tanda-tanda lokasi jatuhnya pesawat. Sejauh ini Basarnas sudah menemukan puing-puing pesawat, handphone, tas yang diduga milik penumpang.
"Helikopter kami sudah ke sana, tim kami juga sudah di lokasi," kata Kepala Basarnas Muhammad Syaugi.
Ia pun memastikan bahwa jatuhnya pesawat itu bukan karena masalah cuaca. "Nggak kaitannya dengan cuaca, kalau faktor penyebabnya kita masih cari, kenapa hilang kontak, komunikasi mau pun data," ujarnya.
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Yantina Debora