Menuju konten utama

Pesan Djarot Kusumayakti kepada Dirut Bulog Baru Budi Waseso

Djarot meminta Buwas menyelesaikan pekerjaan rumah Bulog yang belum sempat ia tangani dengan optimal.

Pesan Djarot Kusumayakti kepada Dirut Bulog Baru Budi Waseso
Dirut Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti (kanan) menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/1). Rapat Dengar Pendapat tersebut membahas tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, evaluasi kinerja 2016 dan rencana kerja Bulog 2017. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Komisaris Jenderal (Purn) Pol Budi Waseso resmi menggantikan Djarot Kusumayakti sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog), Jumat (26/4/2018).

Terkait dengan pergantian posisi itu, Djarot Kusumayakti meminta Budi Waseso atau Buwas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah Bulog yang belum sempat ia tangani dengan optimal.

Djarot yakin Buwas mampu mengembangkan kapasitas Bulog sebagai korporasi negera karena latar belakangnya yang dikenal tegas sebagai aparatur penegak hukum.

"Jadi kita sama-sama tahu Pak Buwas adalah pejabat yang selama ini kita kenal sangat tegas, tentu harapannya beliau bisa membongkar simpul-simpul [hambatan tugas] yang menyebabkan Bulog tidak raksasa. Harapannya Bulog bisa lebih baik lagi, Bulog menjadi lebih bermanfaat untuk masyarakat," ujar Djarot di Kementerian BUMN Jakarta pada Jumat (27/4/2018).

Menurut Djarot, tugas yang diemban Bulog saat ini cukup berat karena selama ini pihaknya merasa terkendala dalam mengaplikasikan kebijakan antar kementerian yang membawahi Bulog, yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

"Peraturan kementerian teknis yang membawahi Bulog ini kadang-kadang butuh koordinasi yang cukup berat. Berat itu hubungannya dengan tugas yang harus dihubungkan begitu banyaknya keperluan, jadi berat. Kecuali suruh kerja lambat itu baru enggak berat," ungkapnya.

Ia menandaskan, pergantian Dirut Bulog tidak akan mengganggu kinerja impor Bulog sebagai upaya pemenuhan kebutuhan menjelang Ramadan. Pasalnya, keputusan impor ada di kementerian terkait sebagai regulator, sementara Bulog hanya bertindak sebagai pelaksanan atau operator.

"Enggak [mengganggu], karena importasi keputusan dari regulator [kementerian terkait]. Sehingga, enggak akan banyak yang berubah secara umum. Tinggal bagaimana [menjalankan] teknis mengimpor yang efisien, lebih cepat dan sebagainya," terangnya.

Keinginan Djarot Usai Tak Lagi Jadi Dirut Bulog

Djarot mengatakan pencopotan ini dapat menjadi momen baik untuknya menjalankan ibadah bulan Ramadan dengan lebih santai dengan berkumpul bersama keluarga.

"Saya udah 35 tahun enggak bisa merasakan puasa bareng dengan keluarga dari pagi sampai malam," ungkapnya.

Ia pun ingin menjalankan rutinitas yang lebih mendekatkan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Rencana saya menjalani takdir hidup saya seperti yang diinginkan, punya waktu yang cukup untuk menyiapkan hidup yang akan datang," ujarnya dengan nada lirih.

Djarot juga akan mengemas barang-barang pribadinya di kantor dan menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan oleh Dirut baru Budi Waseso.

"Hari ini saya mau ke kantor ambil barang pribadi dan nata barang-barang dinas supaya nanti Pak Buwas jadi lebih mudah," ucapnya.

Baca juga artikel terkait BULOG atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto