Menuju konten utama

Pertumbuhan Awan Konvektif Picu Curah Hujan Tinggi di Kalsel

Curah hujan yang tinggi di Kalsel menyebabkan terjadinya banjir yang belum surut selama hampir sepekan ini.

Pertumbuhan Awan Konvektif Picu Curah Hujan Tinggi di Kalsel
Warga menuntun sepedanya melintasi banjir yang merendam Jalan Prona di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (14/1/2021). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin menyampaikan pertumbuhan banyak awan konvektif memicu curah hujan tinggi di Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga terjadinya banjir.

"Pada saat kejadian banjir, kondisi udara skala lokal yang banyak mengandung uap air juga mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan konvektif," kata Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Muhammad Shaaimul Qadri di Banjarbaru, Kamis (14/1/2021) dilansir dari Antara.

Pertumbuhan awan-awan konvektif secara massif tersebut terlihat melalui citra radar dan satelit yang menunjukkan kondisi udara lokal yang cukup labil.

Shaaimul juga menjelaskan aktifnya monsun Asia pada puncak musim penghujan di wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Selatan serta adanya gangguan di sekitar Kalimantan (Eddy) dan selatan Jawa (Low Pressure Area) yang membentuk daerah pertemuan angin di sepanjang Laut Jawa dan Kalimantan bagian Selatan, berpotensi memupuk massa udara yang mendukung dalam proses pertumbuhan banyak awan-awan hujan di Kalsel.

Hal itu ditandai oleh nilai kelembaban udara di lapisan 850 mb, 700 mb hingga 500 mb yang cukup tinggi (70-90%).

Dalam tiga hari ke depan, menurutnya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi.

Kondisi ini berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Banjarbaru, dimana wilayah Kalimantan Selatan pada bulan Januari 2021 masih berada pada puncak musim hujan.

Selain itu, kondisi atmosfer yang masih labil serta hangatnya suhu muka laut di sekitar Kalimantan Selatan saat ini juga masih memungkinkan untuk terbentuknya banyak awan-awan hujan.

Bencana banjir diketahui terjadi hampir merata di semua kabupaten di Kalimantan Selatan. Dari 13 kabupaten dan kota, delapan wilayah paling terdampak dengan ketinggian air bervariasi hingga mencapai dua meter lebih.

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel, sejak banjir terjadi pada Selasa (11/1/2021) hingga Jumat (15/1/2021) pagi, banjir masih terus meluas, air belum menunjukkan tanda-tanda akan surut, bahkan terus meninggi.

Pantauan wartawan Antara Kalsel Fathurrahman melaporkan jalan-jalan pun berubah seperti lautan dengan arus yang cukup deras, sehingga akses jalan sangat sulit untuk dilalui.

Aliran listrik, PDAM dan jaringan telekomunikasi terganggu. Pusat perbelanjaan, perkantoran dan perbankan terutama di Kota Barabai, Ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah banyak yang tutup.

Masih banyak warga yang terjebak banjir dan terpaksa harus tinggal di atap rumah, karena belum mendapatkan pertolongan.

Kabupaten Banjar juga menjadi daerah terdampak banjir dengan kecamatan Mataraman menjadi salah satu wilayah yang paling parah diterjang banjir. Markas Polsek, kantor camat hingga puskesmas habis tergenang air dengan ketinggian mencapai satu sampai dua meter.

"Air tak juga surut sejak dua hari terakhir yang kondisinya sangat parah. Bahkan Jembatan Banua Anyar di perbatasan Mataraman dan Astambul terputus hari ini," terang Komandan Satuan Brimob Polda Kalsel Kombes Pol Ronny Suseno, Kamis malam.

Jumlah petugas yang membantu penanganan banjir terparah sejak tahun 2006 itu memang perlu terus ditambah, termasuk sarana perahu karet untuk evakuasi dan penyaluran bantuan.

"Debit air cenderung meninggi pada malam hari sehingga anggota melakukan penyisiran ke lokasi banjir mencari warga yang mau dievakuasi," ujar Ronny.

Baca juga artikel terkait BANJIR KALSEL

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Gilang Ramadhan