tirto.id - Tidak hanya menggunakan masker, proteksi diri terhadap paparan virus COVID-19 juga dapat dilakukan dengan menggunakan face shield.
Face shield merupakan topi dengan penutup muka berbahan dasar mika yang diyakini dapat mencegah berbagai jenis media COVID-19 masuk ke area wajah.
Hingga kini, produksi face shield makin banyak di pasaran, bahkan tidak sedikit pula yang bergambar dan berbentuk unik.
Dikutip dari WebMD, keberadaan face shield tersebut dapat dipilih untuk meningkatkan proteksi diri dari penularan virus corona yang lebih nyaman dan efektif.
“Pelindung wajah, yang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan cepat dan terjangkau, harus dimasukkan sebagai bagian dari strategi yang aman dan signifkan dalam mengurangi penularan virus di komunitas,” ungkap dokter dari Universitas Iowa.
Hal ini juga didukung oleh Eli Perencevich, MD dari Universitas Iowa dalam tulisannya yang diterbitkan di jurnal JAMA. Pada tulisannya tersebut, ia menunjukkan bahwa face shield dapat dipilih sebagai alternatif yang layak.
“Masker medis memiliki daya tahan yang terbatas, dan sedikit potensi untuk diunakan kembali. Sementara pelindung wajah dapat digunakan kembali tanpa batas waktu dan mudah dibersihkan dengan sabun dan air, atau desinfektan rumah tangga biasa,” ujar Eli.
Selaras dengan pernyataan tersebut, ahli penyakit menular UCLA Dr. James Cherry mengatakan bahwa face shield dapat digunakan sebagai alternatif yang lebih efektif. Ia mengatakan bahwa orang yang menggunakan masker sering kali merasa gatal pada area telinga dan wajah.
Oleh sebab ini, para pemakai masker sering tidak sengaja menyentuh masker mereka dengan kondisi tangan yang mungkin telah tercemar virus.
“Menyentuh masker akan merusak segalanya. Kemudian mereka akan menggosok mata, dan itu tidak baik untuk melindungi diri mereka sendiri maupun orang lain,” kata Cherry.
Sementara itu, Cherry menilai face shield tidak menyebabkan gatal pada area wajah sehingga para pemakainya tidak akan memiliki kesempatan untuk menyentuh area rawan penularan virus COVID-19 tersebut.
Tak hanya itu, Dr. Robert Kim-Farley melalui LA Times juga mengatakan bahwa pelindung wajah atau face shield tersebut dapat digunakan oleh orang yang banyak melakukan kontak dengan orang lain setiap harinya seperti kasir, teller bank, pelayan restoran, hingga penjual makanan.
Gunakan Keduanya dan Patuhi Protokol Kesehatan
Akan tetapi, dokter dan konsultan pediatrik ZAP Clinic Citra Amelinda mengatakan bahwa face shield tersebut tidak sepenuhnya efektif untuk melindungi diri dari paparan virus Corona COVID-19. Hal tersebut lantaran sifat pelindung wajah itu hanya menutup bagian depan wajah.
“Plastik mika kan cuma nutup bagian depannya aja, jadi di dalamnya enggak. Virus itu kan kecil, jadi tetap bisa masuk. Jadi mika itu enggak efektif,” ungkap Citra dikutip dari Antara.
Mengatasi kebingungan mana yang lebih efektif, Citra sendiri menyarankan untuk para pemakai face shield tetap melakukan protokol kesehatan dan pencegahan infeksi COVID-19.
“Cuci tangan dengan sabun wajib selama 20 detik, kalau tidak bisa cuci tangan dengan sabun, pakai hand sanitizer selama 20 detik juga. Kalau berpergian sampai rumah ganti baju, mandi, pakaian yang dikenakan dari luar tidak boleh masuk kamar,” lanjutnya.
Hal ini juga ditekankan dalam tulisan WebMD bahwa pelindung wajah atau face shield tidak seharusnya digunakan sebagai satu-satunya pelindung dari infeksi virus yang menyerang paru-paru tersebut.
Pada tulisan yang dimuat Prevention, para ahli mengatakan mungkin orang-orang dapat menggunakan masker dan pelindung wajah secara bersamaan.
Ahli penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., mengatakan bahwa tidak mungkin para ahli menyarankan untuk tidak menggunakan masker atau penutup wajah.
“Saya pikir, yang mungkin terjadi adalah mereka tetap akan merekomendasikan kepada Anda untuk memakai penutup wajah, entah masker, face shield, atau keduanya,” jelas dia.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno