tirto.id - Bagi sebagian ibu, setelah melahirkan terkadang badan menjadi melar. Mereka berusaha untuk menurunkan berat badan. Namun di sisi lain si bayi masih membutuhkan ASI. Oleh karena itu terkadang ada ibu yang mengkonsumsi konsumsi obat diet atau obat pelangsing.
Lalu, bagaimana supaya obat pelangsing minum tidak berdampak buruk pada bayi? Sebelum memutuskan mengonsumsi obat diet, sebaiknya Anda konsultasikan terlebih dahulu rencana tersebut dengan dokter kandungan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam konsumsi obat diet atau pelangsing saat menyusui:
Obat Penurun Berat Badan
Kebanyakan obat penurun berat badan/diet/pelangsing yang beredar membantu Anda menurunkan berat badan sebagai diuretik. Maksudnya obat ini membantu membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine.
Obat ini memberikan efek yang cukup signifikan yaitu, mengurangi water weight (kondisi kelebihan cairan yang disimpan di dalam dan di luar sel-sel tubuh sehingga membuat Anda terlihat gemuk). Efek lain adalah merangsang sistem saraf untuk meningkatkan tingkat energi dan aktivitas, dan meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh sehingga Anda merasa kenyang dan makan lebih sedikit.
Meski cepat dalam menurunkan berat badan, suplemen jenis ini tidak memberikan efek jangka panjang.
Sedangkan efek diuretik yang ditimbulkan membuat tubuh Anda bekerja lebih keras lagi dalam produksi ASI Anda. Hal ini akan membuat tubuh Anda kebingungan dan kewalahan dalam produksi cairan.
Zat-zat lainnya juga dapat berdampak buruk pada kualitas ASI yang kemungkinan akan tercampur saat dikonsumsi bayi Anda.
Pengaruh Obat Penurun Berat Badan pada ASI
Menurut American Academy of Pediatrics, meskipun klaim obat pelangsing ini aman dikonsumsi oleh ibu menyusui, tetapi tidak ada jaminan keamanan bagi penggunanya. Produsen obat pelangsing tidak akan meneliti lebih dalam produk mereka sebelum kemudian diedarkan di pasaran.
Beberapa obat pelangsing memiliki bahan yang berbahaya bagi Ibu menyusui. Stimultan seperti gingseng, yerba mate, teh hijau atau guarana dapat mempengaruhi tidur Anda dan produksi ASI Anda.
Menurut Kelly Bonyata, spesialis laktasi yang menulis di KellyMom.com, 5-Hydroxytryptophan atau 5HTP dapat memengaruhi suplai ASI atau perkembangan saraf bayi Anda. Bahan ini harus dihindari saat menyusui.
Menyusui Adalah Diet Alami
Ketika Anda sedang diet, Anda harus membakar lebih banyak kalori daripada kalori yang Anda konsumsi. Sedangkan menyusui bisa membakar 500 hingga 600 kalori setiap hari.
Dilansir KellyMom.com tunggu hingga bayi Anda berumur dua bulan sebelum memulai diet, makan setidaknya 1500 hingga 1800 kalori perhari, dan jangan diet secara ekstrim.
Solusi Diet dan Olahraga saat Menyusui
Daripada mengonsumsi obat-obatan yang mungkin berbahaya bagi Anda dan bayi Anda, lebih baik olahraga saja. Mengatur pola makan dan mengikuti olahraga setelah melahirkan akan lebih menyehatkan dan aman bagi Anda.
Gantilah makanan manis Anda seperti kue dan biskuit yang manis dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur, dan protein untuk pembentukan struktur otot Anda.
Kurangi makan makanan ringan dengan minum lebih banyak air putih.
Olahraga sangat penting untuk membantu mempercepat masa pemulihan usai melahirkan, menguatkan dan mengencangkan otot. Olahraga tentunya bisa membuat tubuh Anda ramping kembali bila dilakukan secara rutin.
Penulis: Ita Kunnisa Aniyavi
Editor: Agung DH