tirto.id - Joko Widodo mengatakan Prabowo Subianto adalah "tamu besar pertama" yang dia terima pada tahun baru 2020. Keduanya bertemu pada 1 Januari lalu di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Mengutip Antara, Jokowi mengatakan pada pertemuan tersebut banyak yang dibicarakan. "Berkaitan dengan urusan keluarga, juga lebih banyak urusan negara."
Pernyataan bahwa Prabowo adalah "tamu besar"-nya menarik disimak karena sebenarnya saat ini keduanya punya relasi atasan-bawahan. Jokowi adalah Presiden RI, sementara Prabowo menjabat Menteri Pertahanan.
Bagi dosen komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, pernyataan Jokowi tersebut menandakan ada hal besar yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Menurutnya pertemuan itu adalah upaya komunikasi politik Jokowi dengan Prabowo terkait masa depan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Gibran, anak Jokowi, tengah mengincar posisi Wali Kota Solo dalam Pilkada 2020. Sementara Bobby, menantu Jokowi, maju di Medan, juga di Pilkada 2020.
Pertemuan tersebut, menurut Suko, adalah upaya Jokowi agar Prabowo mendukung kedua anaknya itu via Gerindra. Prabowo adalah Ketua Umum Gerindra.
"Pesannya jelas: permintaan dukungan politik untuk running pilkada bagi mantu Pak Jokowi dan Mas Gibran," kata Suko kepada reporter Tirto, Jumat (3/1/2020).
Bobby pernah bertemu Prabowo sebelum pertemuan ini, tepatnya pada 28 Januari 2019. Keduanya memang bicara soal Pilkada Medan. Bobby adalah calon Wali Kota Medan yang pertama diterima Prabowo.
Suko mengatakan Jokowi mendekati Prabowo agar Gerindra mendukung Gibran di Solo juga "dengan harapan PDIP juga men-support." Saat ini Gibran belum mendapat dukungan penuh dari PDIP. Dengan kata lain, katanya, mendekati Gerindra "semacam pressure agar PDIP mengeluarkan rekomendasi [untuk Gibran]."
Saat ini, selain Gibran, PDIP punya calon lain bernama Achmad Purnomo. Gibran sempat bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Oktober lalu. Saat itu Gibran menyampaikan "keseriusan untuk maju."
Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan langkah merayu Gerindra, khususnya di Medan, sudah tepat karena di sana "Prabowo menang dari Jokowi." "Jadi Jokowi butuh Gerindra dan Prabowo," kata Ujang kepada reporter Tirto.
Di Medan, pada Pilpres 2019, Prabowo-Sandiaga Uno mendapat suara 54,34 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf Amin hanya 45,66 persen.
Sementara di Solo, Ujang menganggap Prabowo penting karena dia bisa jadi perantara antara Jokowi dengan partai-partai di luar pemerintahan yang dulu mendukung Prabowo-Sandiaga seperti PKS, Demokrat, dan PAN.
"Jokowi bisa saja ingin borong partai di Solo," katanya.
Sejauh ini Gerindra belum menyatakan sikap final terhadap Pilkada Solo dan Medan. Namun kecenderungan ke arah situ diungkapkan beberapa fungsionaris Gerindra.
Di Kompleks Parlemen, Jumat (3/1/2020), Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan "ada kemungkinan" mengusung Bobby. Semua "akan diputuskan pada akhir Januari 2020."
Sementara Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengatakan dia "akan meminta Gerindra mendukung Gibran sebagai calon Wali Kota Solo." Menurutnya Gibran adalah "anak muda sukses" yang "sangat diperlukan untuk kepemimpinan masa depan Indonesia."
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino