Menuju konten utama
24 Februari 1942

Pertempuran Los Angeles Melahirkan Teori Konspirasi Keberadaan UFO

Angkatan Darat AS menyebut kekacauan di langit Los Angeles disebabkan oleh balon cuaca liar yang dikira pesawat musuh.

Pertempuran Los Angeles Melahirkan Teori Konspirasi Keberadaan UFO
Ilustrasi Mozaik Battle of Los Angeles. tirto.id/Tino

tirto.id - Saat eskalasi konflik di Eropa dan Asia terjadi sejak tahun 1939, ada pandangan bahwa Amerika Serikat adalah negara yang cukup aman dari serangan musuh. Untuk merangsek ke daratan AS, musuh dari Asia harus menempuh perjalanan panjang melewati Samudra Pasifik. Begitu juga dengan musuh dari Eropa, mereka harus menempuh luasnya Samudra Atlantik.

Namun, pandangan itu seketika runtuh pada 7 Desember 1941. Serangan Jepang ke pangkalan laut AS di Pearl Harbor berhasil membuktikan bahwa jarak bukanlah rintangan. Meski tidak menyerang daratan utama AS, militer Dai Nippon berhasil menghancurkan kekuatan Paman Sam di Pasifik setelah menempuh perjalanan 4.000 mil atau 6.436 km.

Serangan itu membuat masyarakat AS ketar-ketir. Mereka sangat khawatir negaranya akan menjadi sasaran empuk militer Jepang. Apalagi jarak dari Pearl Harbor ke daratan AS hanya setengah jarak Jepang-Pearl Harbor, yakni 2.000 mil atau 3.218 km. Dan tidak menutup kemungkinan, Jerman juga akan melintasi Atlantik untuk menyerang AS dari Pantai Timur.

Keesokan harinya, Pemerintah AS langsung menyatakan perang dengan Jepang yang menyeret AS ke dalam medan tempur Perang Dunia II. Sejak saat itu, militer bersiaga penuh mengamankan teritorial AS agar tidak lagi kecolongan seperti di Pearl Harbor.

Hari-hari warga AS penuh dengan ketakutan dan kewaspadaan tinggi. Mereka harus siap dengan segala kemungkinan jika tanah airnya diserang. Sikap itu diiringi oleh kepanikan berlebih. Dalam salah satu kasus, misalkan, petugas radar di Tepi Barat AS beberapa kali salah mendeteksi keberadaan musuh. Mereka yang panik mengira bahwa kapal perang dan kapal selam Jepang sudah sampai di laut AS, padahal itu hanya kapal nelayan biasa.

Kepanikan ini semakin meningkat pada 23 Februari 1942. Kapal selam dari Armada ke-6 Angkatan Laut Jepang pimpinan Kapten Kozo Nishino berhasil masuk ke lautan AS hingga tiba di California tanpa terdeteksi musuh. Sekitar pukul 19.00 terjadi serangan dari kapal selam ke kilang minyak di Santa Barbara, California. Ribuan peluru dilontarkan. Meski tidak menimbulkan korban dan hanya menyebabkan kerusakan kecil, namun itulah serangan pertama ke daratan AS selama PD II.

Esoknya, 24 Februari 1942, tepat hari ini 80 tahun lalu, ketika kabar serangan ini mencuat kekhawatiran masyarakat semakin tidak karuan, khususnya mereka yang berlokasi di tepi barat. Militer langsung disiagakan di sepanjang pantai dan seluruh kota. Mereka berpikir perang di tanah AS semakin dekat.

Di tengah situasi tersebut, pada pukul 23.00 penjaga pantai Los Angeles mendeteksi pergerakan tak dikenal di wilayah udara mereka. Dan ini muncul berulang kali dalam pantauan radar. Pihak berwenang kemudian langsung memeriksanya dan menyimpulkan bahwa pergerakan tersebut sudah menghilang dan bukan ancaman.

Namun tiga jam kemudian pergerakan tak dikenal itu muncul lagi di radar. Bahkan tercatat berjarak 120 mil dari Los Angeles dan terus bergerak ke pusat kota. Pukul 02.15, pergerakan itu muncul juga pada radar di tempat berbeda. Alhasil, seluruh pasukan militer di Los Angeles, khususnya Angkatan Udara langsung disiapkan dalam kondisi perang.

Sepuluh menit kemudian, pihak militer memerintahkan untuk memadamkan listrik di seluruh kota. Alarm tanda perang pun dibunyikan. Seluruh Los Angeles gelap gulita dan bising raungan sirine. Tidak lama berselang, militer turun ke jalanan kota. Sementara di pinggir pantai, pasukan jaga sudah siap dengan senjata masing-masing untuk menyergap kedatangan musuh. Masyarakat kian panik.

Kira-kira pukul 03.00 seluruh lampu sorot dari daratan serentak menyinari langit kota. Diiringi juga oleh letusan tembakan dari daratan ke udara. Masyarakat juga ikut-ikutan menembaki langit dengan senjata yang mereka miliki. Padahal mereka tidak mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Begitu juga dengan militer. Situasi ini terus berlangsung selama satu jam. Hingga akhirnya pada pukul 04.14 tembakan berhenti dan tentara diperintahkan kembali ke pangkalan masing-masing.

Ketika matahari terbit, publik langsung bertanya ihwal situasi sesungguhnya di balik ketegangan pada dini hari. Menurut otoritas terkait, peristiwa beberapa jam lalu disebabkan oleh kesalahan teknis. Sekretaris Angkatan Laut AS Frank Knox, mengutip harian Los Angeles Times (25 Februari 1942), menyebut bahwa sesungguhnya tidak ada serangan udara dan pesawat musuh. Semuanya murni disebabkan karena alarm palsu yang dibarengi dengan kegelisahan yang tinggi.

Pernyataan ini tentu saja membuat publik marah. Mereka mengecam ketidakmampuan militer dalam mendeteksi musuh. Apalagi saat itu pihak keamanan sudah menangkapi orang-orang Jepang tak bersalah di Los Angeles karena diduga memberi isyarat kepada pesawat musuh.

Infografik Mozaik Battle of Los Angeles

Infografik Mozaik Battle of Los Angeles. tirto.id/Tino

Sementara Sekretaris Perang Henry L. Stimson mengklaim ada pesawat asing di langit kota pada dini hari berjumlah 15 pesawat. Namun masyarakat mengetahui bahwa ucapannya hanya dalih untuk menghindari malu. Apalagi akhirnya Angkatan Darat secara resmi menyebut bahwa kekacauan saat itu disebabkan oleh kehadiran balon cuaca liar yang terbang, sehingga dikira militer sebagai pesawat musuh.

Namun, seluruh pernyataan resmi itu terus menuai kontroversi di masyarakat. Mereka yakin ada yang disembunyikan dari kejadian hari itu. Pasalnya, jika benar objek yang dimaksud adalah balon cuaca, maka seharusnya bangkai balon itu ada di tanah. Dan ini tidak ditemukan masyarakat. Selain itu, banyak yang bersaksi bahwa saat itu di langit kota terlihat objek yang melintas, tetapi bukan balon cuaca atau pesawat.

Kesaksian penduduk kota saat itu dirangkum dalam buku The Battle of Los Angeles (2018). Salah satu penduduk bernama Adam Osborne yang saat itu berusia 6 tahun menyatakan bahwa ia melihat satu objek di langit, tetapi tidak berbentuk seperti pesawat dan balon cuaca melainkan berbentuk persegi panjang. Begitu juga dengan kesaksian Fifie Maourf yang melihat “benda besar dan raksasa yang datang dari laut.”

Dua kesaksian tersebut hanya segelintir dari kesaksian puluhan penduduk lainnya. Tapi secara garis besar, kesaksian mereka memiliki satu kesimpulan yang sama: meyakini bahwa objek tersebut berukuran besar, memiliki dasar yang rata dan lebar, dan tidak memiliki lampu dan jendela. Bentuknya tidak menyerupai pesawat, apalagi balon cuaca.

Sampai saat ini objek bergerak tak dikenal itu masih belum jelas. Tapi, pasca kejadian lahir suatu kepercayaan bahwa objek tersebut adalah Unindetified Flying Object atau UFO, yang datang dari luar angkasa dibawa oleh alien. Pendapat ini dibuat oleh para penikmat teori konspirasi dan masih diproduksi hingga hari ini.

Baca juga artikel terkait BATTLE LOS ANGELES atau tulisan lainnya dari Muhammad Fakhriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Muhammad Fakhriansyah
Penulis: Muhammad Fakhriansyah
Editor: Irfan Teguh Pribadi