tirto.id - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan, insiden kebocoran gas di lapangan YYA Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang dioperatori oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) bisa membuat produksi di blok tersebut menjadi molor.
Namun, kata dia, hal tersebut tak terlalu berpengaruh terhadap produksi Pertamina di blok ONWJ secara keseluruhan. Sebab, kebocoran hanya terjadi di satu sumur, yakni sumur reaktivasi YYA-1.
"Kan produksinya enggak besar juga, jadi kita bisa cover dengan yang lain. [Sumur] yang lain kan masih beroperasi," ucap Nicke di komisi VI DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (18/5/2019).
Lagi pula, kata dia, Pertamina mengutamakan keselamatan para pekerja yang berada di lokasi tersebut.
Saat ini, perseroan telah mengaktifkan Tim Penanganan Kejadian (Incident Management Team/IMT) untuk menanggulangi kejadian tersebut.
"Bisa saja menjadi mundur [jadwal produksinya]. Tapi yang penting buat kita itu keselamatan dulu. Produksi masih bisa dilakukan di sumur lain, tapi yang paling penting buat kita kan keselamatan," ujar Nicke.
Sumur YYA-1 merupakan sumur reaktifasi di sekitar 2 kilometer dari Pantai Utara Jawa (Pantura). Pada saat kebocoran terjadi, Jumat (12/7/2019), gelembung gas muncul dalam proses mengeboran sumur YYA-1.
Saat ini, sudah dilakukan upaya penghentian gelembung gas dengan melakukan pengeboran miring.
Selain itu, tumpahan minyak yang keluar juga sudah ditampung menggunakan alat seperti pelampung.
"Kita udah siapin semua. Ada untuk whale bump semua sudah kita persiapkan jadi yang kita prioritaskan pertama adalah keselamatan pekerja, kedua adalah lingkungan, pencemaran lingkungan, itu kita persiapkan betul," kata Nicke.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali