Menuju konten utama

Pertamina Buat Skenario Pendapatan Bisa Turun 45% Akibat Corona

Pertamina membuat dua skenario perkiraan pendapatan atau revenue 2020 bakal turun akibat pandemi Corona atau COVID-19.

Pertamina Buat Skenario Pendapatan Bisa Turun 45% Akibat Corona
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.

tirto.id - PT Pertamina (Persero) memperkirakan pendapatan atau revenue tahun 2020 mereka bakal turun akibat pandemi Corona atau COVID-19. Perkiraan ini diungkap dalam skenario atau simulasi yang dibuat Pertamina untuk mengantisipasi dampak pandemi pada perusahaan pelat merah itu.

“Dari simulasi ini skenario berat penurunan direvenue perusahaan jika dibandingkan dengan RKAP bisa 38 persen. Skenario berat bisa 45 persen,” ucap Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengat Pendapat (RDP) virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020).

Ada dua skenario yang dibuat Pertamina. Pada skenario berat, Pertamina membuat asumsi bila harga Indonesia Crude Price (ICP) berada di kisaran 38 dolar AS per barel minyak dan nilai tukar Rp17.500 per dolar AS.

Jika itu terjadi, maka pendapatan Pertamina bisa turun 38 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020. Imbasnya pendapatan Pertamina akan mengalami kontraksi 30 persen secara year on year (yoy) dari posisi tahun 2019.

Rinciannya, pendapatan sektor hulu diprediksi turun 57 persen dari RKAP dan pertumbuhannya mengalami kontraksi 43 persen secara yoy dari tahun 2019. Pendapatan segmen hilir diprediksi turun 38 persen dari RKAP sehingga pertumbuhannya terkontraksi 31 persen secara yoy.

“Penurunan ICP berdampak besar pada hulu Pertamina secara luar biasa. Bisa di atas 40 persen,” ucap Nicke.

Pendapatan subholding gas diperkirakan turun 13 persen tetapi masih tumbuh 1 persen secara yoy. Sementara itu, segmen bisnis finance dan service diperkirakan bisa turun 40 persen sehingga mengalami kontraksi 56 persen dari posisi 2019 secara yoy.

Skenario sangat berat mempertimbangkan billa nilai tukar menyentuh Rp20 ribu per dolar AS dan asumsi ICP 31 dolar AS per barel minyak.

Pada skenario ini, Pertamina memperkirakan pendapatan mereka secara total akan turun 45 persen dari RKAP sehingga pertumbuhan pendapatan mengalami kontraksi 39 persen secara yoy dari tahun 2019.

Rinciannya pendapatan sektor hulu diprakirakan turun 59 persen sehingga pertumbuhannya terkontraksi 46 persen dari tahun 2019. Pendapatan sektor hilir diprediksi bisa turun 46 persen dari RKAP sehingga pertumbuhannya terkontraksi 42 persen secara yoy tahun 2019.

Pendapatan subholding gas diperkirakan turun 14 persen dengan kontraksi tipis 0,1 persen dari tahun 2019. Lalu pendapatan dari segmen finance dan service subs diperkirakan turun 47 persen dari RKAP dan pertumbuhannya berpotensi terkontraksi 62 persen dari tahun 2019.

Baca juga artikel terkait PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz