Menuju konten utama

Persib Bandung Rasa Australia

Aroma Australia di Persib Bandung kian kental dengan datangnya Diogo Ferreira dan Marcos Flores, dua pemain asing yang pernah merumput di liga tertinggi negeri kanguru, A-League. Melengkapi Sergio van Dijk dan Yandi Sofyan, inilah Persib dengan cita rasa Australia.

Persib Bandung Rasa Australia
Sergio van Dijk (nomor 33) menjadi salah satu pemain yang mengisi koneksi Australia di Persib Bandung untuk kompetisi Indonesia Soccer Championship A (ISC A) 2016. Selain striker naturalisasi Timnas Indonesia ini, ada juga Marcos Flores, Diego Ferreira, dan Yandi Sofyan yang melengkapi skuad Persib dengan rasa Australia. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

tirto.id - Ada keterkaitan menyangkut Australia di skuad Persib Bandung terbaru. Di kompetisi Indonesia Soccer Championship A (ISC A) 2016, Persib punya 4 pemain yang saling terkoneksi dengan negeri kanguru sebagai benang merahnya, yakni Sergio van Dijk, Yandi Sofyan, serta dua legiun asing paling anyar: Diogo Alexandre Alves Ferreira dan Marcos Abel Flores Benard.

Dari keempat punggawa Persib Bandung tersebut, memang hanya satu orang yang benar-benar merupakan warga negara Australia, yakni Diogo Alexandre Alves Ferreira. Bek yang lebih dikenal dengan nama singkat Diogo Ferreira ini bahkan pernah menjadi anggota skuad tim nasional Australia U-23.

Sedangkan Yandi Sofyan serta terutama Sergio van Dijk dan Marcos Abel Flores Benard alias Marcos Flores, pernah merasakan merumput di kompetisi negara bule tetangga Indonesia itu. Uniknya, ada tautan bernuansa Australia yang saling mengaitkan keempat pemain Persib Bandung tersebut.

Di Maung Bandung Saling Terhubung

Sergio van Dijk dan Marcos Flores adalah tulang-punggung klub peserta A-League, Adelaide United, di musim 2010/2011. Sementara pada 2014, Diogo Ferreira dan Yandi Sofyan sama-sama menghuni Brisbane Roar. Keduanya pun saling kenal lantaran seangkatan di klub Australia milik Bakrie Group itu.

Kebetulannya lagi, Brisbane Roar adalah klub Australia pertama Sergio van Dijk setelah hijrah dari Belanda. Pemain naturalisasi Timnas Indonesia ini membela klub berjuluk The Roar itu selama dua musim, yakni dari 2008 hingga 2010 sebelum pindah ke Adelaide United dan bertemu dengan Marcos Flores.

Tahun 2013, Sergio van Dijk “pulang” ke tanah leluhurnya, Indonesia, dan bergabung dengan Persib. Namun, bomber kelahiran Belanda berdarah Maluku ini hanya setengah musim saja memperkuat tim Maung Bandung di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014.

Sempat melanjutkan karier di Iran bersama Sepahan FC dan di Thailand bareng Suphanburi FC, Sergio van Dijk kembali ke Bandung pada pertengahan tahun 2016 lalu. Di kota kembang, ia berjumpa dengan Yandi Sofyan yang digaet Persib dari Arema Cronus pada 2014, tidak lama setelah Sergio van Dijk hengkang.

Rekan seangkatan Yandi Sofyan di Brisbane Roar, Diogo Ferreira, ternyata juga pernah satu seperjuangan dengan mantan mitra Sergio van Dijk di Adelaide United, Marcos Flores. Keduanya adalah pemain Melbourne Victory pada musim 2012/2013. Kini, keempat-empatnya berkumpul di Indonesia dan bernaung di klub yang sama: Persib Bandung.

Aroma Australia di Sepakbola Indonesia

Diogo Alexandre Alves Ferreira bukanlah pesepakbola Australia pertama yang pernah merumput bersama Persib Bandung. Sebelumnya sempat ada Robert Mark Gaspar atau yang lebih familiar dengan nama Robbie Gaspar di skuad Pangeran Biru pada ISL musim 2011/2012.

Sayangnya, karena kerap didera cedera, gelandang kelahiran Perth ini tak maksimal di Persib dan hanya tampil di 20 laga saja. Pemain yang sudah cukup lama berkiprah di Indonesia dengan memperkuat Persita Tangerang, Persiba Balikpapan, dan Persema Malang ini pun dilepas jelang ISL musim 2013/2014.

Pesepakbola asal Australia ataupun para pemain yang diboyong dari A-League ke tanah air memang tidak sebanyak legiun impor dari Amerika Selatan atau Afrika. Namun, pesepakbola yang sempat lekat dengan negeri kanguru yang berminat merumput di Indonesia semakin bertambah.

Di ISC A 2016 yang sebenarnya bukan liga resmi saja, daya tarik persepakbolaan Indonesia bagi pemain asing masih cukup ampuh. Lebih dari 80 legiun impor yang turut berkiprah di putaran pertama ISC A. Dari 18 klub peserta, hanya 1 klub yang sepenuhnya bermaterikan pesepakbola lokal, yakni PS TNI. Selebihnya memakai rata-rata 3 sampai 4 pemain asing.

Khusus pesepakbola berpaspor Australia, hanya dua orang berpartisipasi di kompetisi ISC A 2016 untuk putaran pertama, yakni striker Arema Cronus, Gustavo Giron Marulanda, dan gelandang andalan Madura United, Dane Milovanovic.

Namun, jumlah mereka bertambah di putaran kedua setelah Persib Bandung menghadirkan Diogo Ferreira, dan Nicholas Kalmar yang digaet Arema untuk menggantikan Gustavo Giron yang telah dilepas dan kini memperkuat Persegres Gresik United.

Berharap Tuah Koneksi Australia

Kembali ke Persib Bandung. Koneksi Australia yang kini terjalin di skuad asuhan Djadjang Nurdjaman dipercaya mampu membangkitkan klub juara ISL 2014 itu. Sebagai salah satu klub paling mapan di Indonesia, Persib justru tampil kepayahan di sepanjang putaran pertama ISC A 2016 dan hingga kini masih tercecer di luar jajaran 5 besar.

Yang paling menarik untuk ditunggu tentu saja bulan madu kedua antara Sergio van Dijk dan Marcos Flores. Dua pemain ini pernah sangat padu saat masih memperkuat Adelaide United pada musim 2010/2011. Flores yang berposisi sebagai gelandang menjadi pelayan terbaik bagi van Dijk yang mengantarkannya mendapatkan Sepatu Emas alias Top Skor A-League dengan torehan 16 gol.

Untuk semua ajang yang diikuti Adelaide United pada musim itu, yakni kompetisi A-League, Piala FA Australia (FFA Cup), dan Liga Champions Asia (LCA), Sergio van Dijk membukukan 19 gol yang sebagian besar golnya tercipta berkat assist Marcos Flores.

Flores sendiri mencetak 9 gol dan meraih gelar Pemain Asing Terbaik A-League dan Pemain Terbaik Adelaide United, untuk musim 2010/2011. Saat bermain bareng Diogo Ferreira di Melbourne Victory pada 2012/2013, salah satu gol gelandang asal Argentina itu dinobatkan sebagai Gol Terbaik A-League.

Adapun Diogo Ferreira selama memperkuat Melbourne Victory pada kurun 2010 hingga 2013 telah mengoleksi 52 penampilan. Pengemas 17 caps untuk tim nasional Australia U-23 ini termasuk istimewa karena bisa bermain sama baiknya sebagai bek maupun gelandang.

Masih ada satu nama lagi yang terselip dalam jejaring Australia di Persib, yakni Yandi Sofyan. Saat masih menjadi milik Arema Cronus, eks striker Timnas Indonesia U23 ini dipinjamkan ke Brisbane Roar pada 2014, bersama pemain muda lainnya, Junda Irawan.

Di waktu yang bersamaan, Diogo Ferreira kebetulan juga datang dari Melbourne Victory dan satu angkatan dengan Yandi Sofyan. Keduanya menjalani trial selama 2 bulan. Bedanya, Diogo Ferreira masuk ke tim utama Brisbane Roar, sementara Yandi Sofyan dipulangkan ke Arema sebelum akhirnya digaet Persib.

"Sempat sama dia (Diogo Ferreira), seangkatan. Dia orangnya baik dan asyik, cuma enggak terlalu lama karena waktu itu saya langsung pergi lagi," tutur Yandi Sofyan kepada Simamaung.com.

“Kualitasnya bagus karena juga main di tim nasional Australia U-23. Dia bisa bermain di beberapa posisi defensif dan juga gelandang bertahan," lanjut adik kandung mantan striker andalan Persib, Zaenal Arif ini.

Mengenai koneksi Australia ini, Djadjang Nurdjaman selaku pelatih Persib Bandung teramat yakin bahwa mereka akan memberikan dampak positif bagi tim karena sama-sama pernah saling terkait.

“Sergio van Dijk pasti tahu cara main Marcos Flores. Mereka berdua pernah main bareng. Ditambah Diogo Ferreira karena mereka sudah pernah saling main bersama,” sebut Djadjang Nurdjaman seperti dikutip dari VikingOfficial.com.

Layak ditunggu, apakah jaringan Australia yang kini melekat pada Persib memang benar-benar bertuah bagi skuad Maung Bandung. Jika terbukti ampuh, bukan tidak mungkin mereka akan tetap dipertahankan untuk mengarungi kompetisi yang sesungguhnya tahun depan.

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti