Menuju konten utama

Perpadi Pastikan Stok Beras Cukup untuk Ramadan dan Lebaran 2018

Ketersediaan gabah kering di tingkat penggilingan normal karena bulan Ramadan dan Lebaran ini masuk pada musim panen.

Perpadi Pastikan Stok Beras Cukup untuk Ramadan dan Lebaran 2018
Pekerja menata karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (2/5/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) memastikan ketersediaan beras cukup hingga Lebaran nanti. Sebab, kondisi ketersediaan beras di tingkat pengilingan dalam kondisi normal.

Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso mengatakan secara umum ketersediaan gabah kering di tingkat penggilingan normal karena bulan Ramadan dan Lebaran ini masuk pada musim panen.

Setiap penggilingan jumlahnya berbeda-beda, tergantung kapasitas dan jaringan pasar setiap pengusaha tersebut. Skala besar bisa antara 100 ton ke atas per hari. Skala menengah 50-70 ton per hari, dan skala kecil 8-10 ton per hari.

"Sebenarnya Ramadan tahun ini pada posisi panen jadi logikanya enggak perlu masyarakat khawatir harga naik dan tidak ada barang. Jadi, sebenarnya masyarakat harus tenang, karena posisi habis panen dan menjelang panen. Tahun lalu dan 2 tahun lalu kaya gitu," ujar Sutarto kepada Tirto pada Selasa (22/5/2018).

Sebagai informasi, ia mengatakan sumber produksi beras nasional dominan, yaitu 50 persen berasal dari Pulau Jawa. Secara tingkat provinsi penghasil besar beras ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Batam, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, dan Kalimantan Selatan.

Di tingkat kabupaten, penghasil beras terbesar ada di Bojonegoro, Jawa Timur dengan rata-rata produksi bisa 1 juta ton lebih gabah kering panen (GKP) untuk 1 tahun; Sragen, Jawa Tengah dengan rata-rata produksi 600-800 ton GKP selama 1 tahun; dan Indramayu, Jawa Barat dengan rata-rata produksi 1 juta ton GKP untuk 1 tahun.

Kondisi ketersediaan GKP normal itu artinya pasokan beras ke pasar juga normal. Sehingga, ia meyakini ketersediaan beras ke pasar aman.

Ia mengatakan, 90 persen ketersediaan beras di pasar yang mengisi adalah para pengusaha beras, 10 persen baru pemerintah melalui Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Karena 90 persen pasar yang mengisi itu pengusaha beras ini. Bukan pemerintah (Bulog). Bulog itu hanya 10 persen. Kan hitungan kami dengan pengurangan rastra bisa-bisa sekarang ini hanya 5 persen peran BULOG, 95 persen dipasarkan oleh pengusaha beras ini. Jadi, situasinya itu seperti itu," ungkapnya.

Jelang Ramadan, Harga Beras di Pasaran Masih Tinggi

Sampai hari ini harga beras di pasaran masih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 per kilogram (kg) untuk semua jenis beras medium.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per Selasa (22 Mei 2018), rata-rata harga beras masih di atas HET. Rata-rata nasional beras kualitas medium I Rp11.850 per kg dan beras kualitas medium II Rp11.650 per kg.

Harga tertinggi sebesar Rp13.700 per kg berada di Kalimantan Tengah dan terendah sebesar Rp9.200 per kg di NTB.

"Cuma persoalannya harga masih relatif tinggi di pasar, karena memang yang lalu sempat pemerintah menetapkan Bulog membeli gabah petani dengan fleksibilitas hingga 20 persen. Ini kan kebijakan yang menyebabkan kenapa harga waktu itu udah turun, naik lagi," terangnya.

Pada Februari lalu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan berdasarkan hasil rapat koordinasi bidang ekonomi memutuskan memberikan fleksibilitas harga kepada Bulog 20 persen untuk membeli harga gabah dari petani. Artinya, Bulog dapat membeli gabah dari petani lebih tinggi 20 persen dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan. Aturan ini diberlakukan hingga April.

Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.5/2015 besaran HPP Perum Bulog untuk abah kering panen (GKP) adalah Rp3.700 per Kg di tingkat petani dan Rp3.750 per Kg di tingkat penggilingan. Sementara untuk gabah kering giling (GKG) HPP ditetapkan Rp4.600 per Kg di tingkat penggilingan dan Rp4.650 di gudang Bulog.

Baca juga artikel terkait STOK BERAS atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra