Menuju konten utama
Kasus Kematian Haringga Sirla

Pernyataan APPI dan Kesepakatan Tak Tampil di Laga ke 24 Liga 1

APPI memberikan pernyataan sikap mengenai tewasnya suporter Haringga Sirla sebelum pertandingan Persib vs Persija.

Pernyataan APPI dan Kesepakatan Tak Tampil di Laga ke 24 Liga 1
Sejumlah pendukung klub sepak bola Persija melakukan ziarah ke makam Haringga Sirila di Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9/2018). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

tirto.id - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sepakat untuk tidak tampil di pekan ke-24 perhelatan Liga 1 Indonesia. Menurut asosiasi yang juga mencatat nama Bambang Pamungkas sebagai anggota ini, atlet sepak bola patut berbelasungkawa dan absen berlaga.

Dalam rilis yang diterima oleh Tirto, Selasa (25/9/2018), APPI menegaskan absennya mereka dalam Liga 1 Indonesia juga merupakan bentuk desakan kepada para suporter agar menyudahi rivalitasnya yang berujung sampai hilangnya nyawa di dalam ataupun luar lapangan.

Berikut poin-poin pernyataan sikap APPI terkait meninggalnya suporter Persija Haringga Sirla:

1. Mengecam segala bentuk kekerasan yang terjadi terlebih merenggut nyawa yang seharusnya sepakbola menjadi sebuah olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas

2. Meminta pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini hingga tuntas dengan memberikan hukuman sesuai hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan memberikan efek jera tidak hanya bagi pelaku tapi bagi seluruh suporter di Indonesia agar hal ini menjadi yang terakhir kalinya

3. Mendesak kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk juga dapat memberikan hukuman yang adil yang dapat memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang terkait dengan insiden ini, dikarenakan insiden ini telah berulang kali terjadi namun hukuman yang diberikan tidak memberikan dampak bagi pihak-pihak yang terkait tersebut

4. Meminta kepada seluruh suporter tim Liga 1 khususnya dan tim Liga-2 untuk membuat Nota Damai atau kesepakatan bersama untuk memastikan insiden ini tidak terulang kembali, karena Sepakbola Indonesia akan terancam jika insiden ini kembali berulang

5. Nota Damai tersebut akan disinergikan dengan stakeholder Sepakbola Indonesia yaitu PSSI, LIB, Kepolisian, dan juga Pemerintah baik Pusat maupun Daerah

6. Kami Pesepakbola yang tergabung di Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dan mewakili dari tiap-tiap klub peserta Liga-l tahun 2018 sebagai bentuk belasungkawa atas insiden yang terjadi, dan juga sebagai bentuk desakan kepada suporter, kami sepakat untuk tidak bermain di pekan 24 Liga-l tahun 2018 hingga tercapainya Nota Damai Suporter tersebut.

Apa yang dilakukan APPI ini merupakan reaksi atas kejadian penganiayaan terhadap seorang Jakmania bernama Haringga Sirla hingga meninggal dunia. Bobotoh yang berada di Stadion Gelora Bandung Lautan Api melakukan penyisiran dan mengetahui Haringga adalah Jakmania. Pria 23 tahun ini lantas dianiaya hingga tewas.

Sementara itu, pemilik Sriwijaya FC, Muddai Madang menyetujui adanya penghentian sementara. Ia merasa atlet dan klub harus menghargai hilangnya nyawa suporter dan memberikan waktu untuk berduka.

"Saya menyetujui bahwa Liga Indonesia sebaiknya ditunda sementara karena nyawa orang lebih penting daripada kompetisi," ucapnya kepada Tirto.

Menpora Imam Nahrawi seakan memberikan lampu hijau untuk keputusan APPI. Imam dalam konferensi persnya di Gedung Kemenpora menyatakan ia akan menghentikan perhelatan Liga Indonesia untuk sementara.

Ia mengatakan kebijakan ini diambil sebagai momentum introspeksi bagi semua pihak yang terlibat. Bahwa, lanjut Imam, satu nyawa sangat mahal bila dibanding dengan sepakbola.

"Sembari penghentian kompetisi ini, kita minta nanti PSSI dan operator pelaksana untuk melakukan hal luar biasa, karena ini peristiwa luar biasa, maka harus dilakukan upaya tegas dan berani dan tegakkan regulasi sebaik mungkin. Sanksi tak hanya dana, tapi sanksi lain yang tegakkan. Kepada siapa pun," kata Imam Nahrawi.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN SUPORTER atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto