Menuju konten utama
Piala AFF U-15 2017

Perjuangan Antiklimaks Timnas Indonesia U-16

Timnas Indonesia U-16 yang tampil perkasa di laga dan turnamen ujicoba justru tak berdaya di Piala AFF U-15 2017. Padahal, anak-anak muda Garuda ini diharapkan mewakili Asia suatu saat nanti.

Perjuangan Antiklimaks Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia U-16. FOTO/Doc. PSSI

tirto.id - Laga kontra Australia menjadi duel hidup-mati bagi Timnas Indonesia U-16 di Piala AFF U-15 2017. Apabila menang, peluang skuad asuhan Fachri Husaini ini untuk melaju ke babak selanjutnya masih sedikit terbuka. Sebaliknya, Indonesia dipastikan tersingkir jika sampai menelan kekalahan lagi.

Hasilnya adalah, gawang Timnas Indonesia U-16 yang dikawal bergantian oleh Ahludz Dzikri dan Pualam Bahari ternyata harus jebol 7 kali. Yang lebih menyedihkan, Indonesia sempat unggul 2-0 bahkan sebelum laga berjalan 10 menit. Tapi, Australia memang gila. Gol demi gol membuyarkan mimpi anak-anak Garuda yang harus mengakhiri laga dengan skor mencolok 3-7.

Kekalahan di pertandingan ke-3 babak penyisihan Grup A Piala AFF U-15 2017 itu merupakan hasil minor kedua secara beruntun bagi Indonesia. Di duel kedua melawan tuan rumah Thailand, Indonesia juga kalah kendati hanya dengan skor tipis 0-1. Sementara laga pembuka kontra Myanmar berakhir imbang 2-2.

Masih ada dua laga tersisa, yakni melawan Singapura dan Laos. Namun, apapun hasilnya, Rendy Juliansyah dan kawan-kawan harus lekas mengemas barang dan segera pulang ke tanah air dengan tangan hampa.

Perkasa di Ujicoba, Payah Kemudian

Perjuangan tim Garuda Asia –julukan bagi Timnas Indonesia U-16– di Piala AFF U-15 2017 berakhir antiklimaks, jauh dari harapan masyarakat pecinta sepakbola nasional yang memang selalu membebankan ekspektasi yang terlampau tinggi kepada tim nasional untuk jenjang usia manapun, termasuk U-16.

Lihatlah bagaimana hebatnya anak-anak didik Fachri Husaini di laga maupun di turnamen persahabatan sebelum berangkat ke Thailand. Pertandingan ujicoba kontra klub-klub lokal nyaris selalu dituntaskan dengan pembantaian ke gawang lawan.

Begitu pula ketika Timnas Indonesia U-16 menghadapi sesama tim nasional usia muda asal Asia Tenggara, yakni menghajar Filipina dan Singapura, masing-masing dimenangkan dengan skor 4-0, pada 21 Mei dan 8 Juni 2017 lalu.

Keperkasaan pasukan belia Indonesia yang berbanding lurus dengan harapan publik sepakbola tanah air semakin meninggi usai Timnas Indonesia U-16 meraih hasil nyaris sempurna di ajang persahabatan bertajuk Vietnam International U-15 Football Tournament Invitation 2017, atau yang dinamakan juga turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017.

Di perhelatan yang dimulai pada 14 Juni 2017 itu, Indonesia sangat perkasa. Dimulai dengan kemenangan 4-1 atas Myanmar (yang nantinya mengimbangi Indonesia 2-2 di Piala AFF U-15 2017), lalu berlanjut dengan hasil sama kuat melawan tuan rumah Vietnam dengan skor 1-1, dan diakhiri pesta gol ke gawang Cina Taipei dengan skor super besar 11-0.

Perolehan poin yang dikumpulkan Indonesia dari hasil dua kemenangan dan sekali seri dengan melesakkan 16 gol dalam 3 pertandingan tidak mampu dikejar oleh Vietnam yang hanya mengemas sekali kemenangan dan 2 hasil imbang. Timnas Indonesia U-16 pun berhak memboyong trofi juara Tien Phong Plastic Cup 2017.

Tak hanya itu, Indonesia menjadi tim yang paling superior di ajang berhadiah 3000 dolar AS tersebut lantaran juga meraih 4 gelar lainnya, yakni pemain terbaik (Hamsa Lestaluhu), pencetak gol terbanyak (Rendy Juliansyah dengan 7 gol), pelatih terbaik (Fachri Husaini), serta tim paling fairplay di sepanjang turnamen.

Infografik Garuda asia timnas indonesia u16

Mengharap Masa Depan Garuda Asia

Tim nasional sepakbola di sejumlah negara memiliki julukan tersendiri di level usia yang berbeda. Sebut saja La Furia Roja untuk timnas senior Spanyol dan La Rojita bagi tim matador U-21, atau timnas senior Italia yang berjuluk Gli Azzurri sedangkan Gli Azzurrini digunakan untuk menyebut Italia U-21. Ternyata, Indonesia juga punya.

Timnas senior Indonesia sudah lazim disebut tim Garuda, Timnas Indonesia U-23 kerap memperoleh sebutan Garuda Muda, sedangkan Timnas Indonesia U-19 berjuluk Garuda Jaya atau terkadang Garuda Nusantara. Lantas, apa julukan untuk Timnas Indonesia U-16?

Hal yang terkesan remeh ini rupanya sudah dipikirkan betul dan akhirnya tercetuslah Garuda Asia untuk menjuluki Timnas Indonesia U-16. Tak main-main, julukan ini punya filosofi yang memuat harapan tinggi untuk persepakbolaan nasional di masa depan.

Kelik Wirawan selaku Manajer Timnas Indonesia U-16 membeberkan makna dan asa yang terkandung dalam julukan Garuda Asia.

“Dari awal saya memegang tim ini sebagai manajer, saya terus memutar otak untuk mendapat julukan penyemangat bagi Timnas U16 ini. Dan akhirnya, kami putuskan adalah Garuda Asia,” ungkapnya seperti dikutip dari situs resmi PSSI.

“Diharapkan ke depannya, para pemain Timnas U-16 mampu mewakili pemain Asia bersaing di level dunia. Tentunya akan sangat membanggakan jika nanti akan muncul pemain level dunia asal Asia yang berasal dari Indonesia,” lanjut Kelik Wirawan.

Ya, tak hanya sekadar diharapkan bisa bersaing di persepakbolaan Asia, para punggawa Timnas Indonesia U-16 yang menghuni skuad Fachri Husaini saat ini bahkan digadang-gadang bisa mewakili Asia untuk berkiprah di level dunia.

Mimpi memang harus selalu tinggi, meskipun saat bertarung di kancah Asia Tenggara saja, Rendy Juliansyah dan kawan-kawan harus menerima kenyataan pahit, terdepak lebih cepat di Piala AFF U-15 2017 kendati hasil tersebut belum sahih pula dijadikan tolak ukur Timnas Indonesia U-16 untuk ke depannya nanti.

Hanya saja, jangan sampai para talenta berbakat ini tersia-siakan saat mereka menapak jenjang yang sebenarnya. Jangan sampai mereka bernasib apes seperti beberapa pemain jebolan SAD Indonesia yang kini nyaris tak terdengar di kompetisi profesional, macam Syamsir Alam, Yericho Christiantoko, Alan Martha, dan lain-lainnya, kendati ada pula yang masih sanggup bertahan meski cuma segelintir.

Jangan sampai pula mereka justru gagal berkembang sebagaimana yang dialami sejumlah eks Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri yang sempat meraih juara Piala AFF U-19 2013 silam. Memang ada yang bisa menjaga konsistensi seperti Evan Dimas atau Hansamu Yama Pranata, tapi banyak pula yang terancam lemas sebelum memasuki usia emas sebagai pesepakbola yang sesungguhnya.

Bagaimanpun juga, Timnas Indonesia U-16 adalah aset bangsa meskipun gagal di pengalaman internasional resmi pertamanya. Masa depan mereka masih panjang, dan bukan tidak mungkin filosofi tinggi yang disematkan kepada Garuda Asia menjadi kenyataan di masa depan.

Baca juga artikel terkait TIMNAS INDONESIA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti