tirto.id - Skuad Timnas Indonesia paling anyar asuhan Alfred Riedl telah dirilis. Tim yang menjadi kerangka untuk AFF Cup 2016 ini terdiri dari para pemain yang telah lolos seleksi dan akan menjalani laga ujicoba melawan Malaysia pada 6 September 2016 mendatang.
Di Timnas senior kali ini tidak dijumpai lagi wajah-wajah lawas macam Firman Utina, Zulkifli Syukur, atau Cristian Gonzales. Mereka digantikan oleh anak-anak muda yang diharapkan bakal mengawali upaya regenerasi Timnas Indonesia yang sudah cukup lama mati suri.
Penunjukan Riedl sebagai pelatih kepala timnas senior untuk yang ketiga kalinya sendiri sempat memantik kontroversi. Juru taktik asal Austria itu dinilai masih lekat dengan aroma rezim PSSI yang amburadul di bawah kendali La Nyalla Mattalitti.
Ditambah lagi, ia belum pernah mempersembahkan trofi juara dalam dua kesempatan sebelumnya, yakni 2010-2011 dan 2013-2014. Paling banter, Indonesia hanya menjadi runner-up AFF Cup 2010. Bambang Pamungkas dan kawan-kawan saat itu takluk dari Malaysia di final yang hingga kini masih berselimut teka-teki.
Potensi Regenerasi
Suara-suara sumbang yang menyertai kembalinya Riedl ke tim Garuda tidak lantas membuat sang pelatih goyah. Riedl berusaha meredam kritikan terhadapnya dengan berjanji akan memulai proses peremajaan di Timnas Indonesia.
“Kami ingin lebih banyak pemain muda. Mereka mungkin bisa memberikan lebih banyak kekuatan dengan jiwa muda mereka,” ucap Riedl kepada Bola.com usai ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia untuk yang ketiga kalinya awal Juni 2016 lalu.
Dari daftar 22 nama punggawa Timnas Indonesia yang dirilis oleh PSSI dari hasil seleksi dan atas rekomendasi Riedl, hanya 10 pemain yang umurnya di atas 25 tahun. Sementara 12 pemain lainnya masih bisa dikategorikan sebagai pesepakbola muda yang usianya tidak lebih dari 25 tahun.
Pemain tertua adalah Dian Agus Prasetyo, 31 tahun. Kendati paling senior, tapi kiper Pusamania Borneo FC ini harus bersaing ketat dengan Kurnia Meiga (26 tahun) dan Andritany Ardhiyasa (24 tahun) untuk menjadi penjaga gawang utama Timnas Indonesia di AFF Cup 2016 nanti.
Selain Dian Agus, pemain timnas saat ini yang berusia di atas 25 tahun adalah Benny Wahyudi, Dedi Gusmawan, dan Boaz Solossa (30 tahun), Indra Kahfi Ardhiyaksa (29 tahun), kemudian Zulham Zamrun dan Irfan Bachdim (28 tahun), serta Kurnia Meiga dan Abanda Rahman (26 tahun).
Sedangkan 13 pemain lainnya berusia lebih muda. Sebagian besar dari mereka adalah mantan anggota skuad Timnas Indonesia U-19 yang melejit pada masa kepelatihan Indra Sjafri, serta jebolan Timnas Indonesia U-23 asuhan Aji Santoso yang terakhir berlaga di Asian Games 2014.
Berkah Timnas Junior & SAD Indonesia
Dari alumni Timnas U-19 era Indra Sjafri yang tampil sebagai juara AFF Cup U-19 2013, terdapat jajaran remaja berbakat yang berpeluang besar mengisi skuad timnas senior di AFF Cup 2016 nanti.
Septian David Maulana, 19 tahun, menjadi pemain termuda di tim asuhan Alfred Riedl, disusul oleh Ichsan Kurniawan (20 tahun), Hansamu Yama Pranata (21 tahun), dan Evan Dimas (21 tahun). Nama yang disebut terakhir sempat masuk skuad timnas senior pada AFF Cup 2014.
Rudolof Yanto Basna (21 tahun) juga bagian dari era Indra Sjafri, namun tidak masuk tim Garuda Jaya di AFF Cup U-19 2013. Bek muda Papua yang terpilih sebagai pemain terbaik di turnamen Piala Jenderal Soedirman 2015 ini lantas dipanggil ke Timnas U-19 setelah Indra Sjafri digantikan oleh Fachri Husaini.
Sementara dari Timnas Indonesia U-23 yang berlaga di Asian Games 2015, ada Muhammad Abduh Lestaluhu dan Adam Alis Setyano. Keduanya saat ini berusia 22 tahun. Evan Dimas, Hansamu Yama Pranata, serta Rudolof Yanto Basna juga turut memperkuat Timnas U-23 pada periode dan ajang yang sama.
Adapun Irsyad Maulana (22 tahun) belum pernah memperkuat timnas untuk level junior. Winger lincah Semen Padang ini justru langsung dipanggil ke timnas senior oleh Alfred Riedl saat AFF Cup 2014 lalu, bersama Evan Dimas.
Sebagian dari pemain muda yang menghuni skuad terbaru Timnas Indonesia kali ini juga merupakan lulusan tim SAD (Sociedad Anonima Deportiva) Indonesia. SAD Indonesia adalah program PSSI untuk para pesepakbola muda berbakat yang diikutkan dalam kompetisi di Uruguay.
Hansamu Yama Pranata dan Rudolof Yanto Basna pernah satu angkatan di SAD Indonesia yakni pada kurun 2011-2013. Sedangkan Abduh Lestaluhu adalah kakak angkatan kedua pemain tersebut karena bergabung setahun lebih dulu di tim SAD Indonesia.
Cukup banyak pemain muda berbakat dari SAD Indonesia, sebut saja Alfin Tuasalamony, Samsir Alam, Manahati Lestusen, Alan Martha, Yandi Sofyan, Yericho Christiantoko, Rizky Pellu, dan lainnya. Sayangnya, karier dari beberapa pemain ini tidak terlalu mulus saat menapaki jenjang profesional.
Menanti Keputusan Final
Skuad Timnas Indonesia yang didominasi anak-anak muda saat ini memang belum pasti menjadi tim yang akan diberangkatkan ke Filipina untuk berlaga di AFF Cup 2016 mendatang. Beberapa di antara mereka bisa saja tergusur jika Riedl mengambil keputusan lain di saat-saat terakhir nanti.
Sejauh ini, Riedl memang fokus ke pemain muda dan bahkan tidak melibatkan pemain naturalisasi. Dari 47 nama yang dipanggil seleksi, hanya Kim Jeffrey Kurniawan yang bisa dikategorikan sebagai pemain naturalisasi, itu pun karena gelandang blasteran Jerman-Indonesia tersebut masih terbilang muda, 26 tahun.
Sedangkan para pemain naturalisasi yang selama ini kerap mewarnai Timnas Indonesia, seperti Cristian Gonzales, Raphael Maitimo, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Diego Michiels, hingga Sergio van Dijk, sama sekali tidak disinggung.
Meskipun begitu, Riedl menegaskan bahwa ia tidak alergi terhadap pemain tertentu. “Pemain naturalisasi atau tidak bukan masalah buat saya, saya bahkan tidak peduli mereka hitam atau putih!” tegas Riedl seperti dikutip dari Media Indonesia.
“Saya pelatih yang tidak peduli pada latar belakang seseorang. Mereka memiliki paspor Indonesia dan berhak membela negaranya,” imbuhnya.
Nasib talenta muda di timnas boleh jadi akan diputuskan usai melawan Malaysia. Jika Evan Dimas dan kawan-kawan mampu memuaskan Riedl, bukan tidak mungkin AFF Cup 2016 mendatang akan menjadi pijakan awal bagi peremajaan skuad Garuda untuk menghasilkan tim nasional yang lebih kokoh ke depannya nanti.
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti