tirto.id - Memperingati perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, warga Biak di Kabupaten Biak Numfor, Papua yang beragama Hindu melakukan sembahyang bersama.
"Galungan sebagai momentum perayaan kemenangan Dharma atas Adharma juga diharapkan menjadi bahan perenungan agar Umat Hindu senantiasa mengedepankan semangat menjaga keharmonisan hubungan dengan Tuhan, sesama dan dengan alam," kata seorang tokoh masyarakat Bali Biak, I Wayan Jana usai sembahyang di Pura Jagat Natha Kompleks Lanal, Biak, Rabu (26/12/2018).
Wayan Jana mengatakan, perayaan hari Galungan dan Kuningan yang dilakukan umat Hindu ini diharapkan dapat meningkatkan sradha bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, ia mengajak umat Hindu untuk memaknai Hari Raya Galungan dan Kuningan sebagai momentum meningkatkan Kesucian dan Sradha Bhakti, karena hari suci mengandung makna yang begitu penting bagi kehidupan.
"Momentum hari raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu senantiasa untuk meningkatkan kesucian, baik pikiran, perkataan, maupun perilaku serta sradha bakti kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa beserta semua manifestasi-Nya," terangnya.
Wayan mengaku, dalam rangka menyambut pelaksanaan hari raya Galungan dan Kuningan, warga juga telah membersihkan serta mensucikan tempat sembahyang dan peralatan untuk persembahyangan umat Hindu.
Menurutnya, hari raya Suci Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu dimaknai sebagai hari raya yang benar-benar mampu mengendalikan sifat-sifat keburukan/kebinatangan dalam diri untuk menjadi sifat-sifat kebaikan/kedewaan, sehingga kemenangan Dharma yang sesungguhnya dapat diwujudkan secara real dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
Berdasarkan data, 46 kepala keluarga umat Hindu Biak setelah melakukan persembahyangan di Pura Jagat Natha Biak akan melanjutkan dengan kegiatan sembahyang di lingkungan keluarga bersangkutan.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno