Menuju konten utama

Perempuan Hamil Baiknya Hindari Minum dari Botol Plastik

Perempuan yang tengah mengandung disarankan untuk menghindari minum dari botol plastik. Bahan kimia BPA yang ditemukan dalam botol plastik dapat meningkatkan risiko obesitas pada janin.

Perempuan Hamil Baiknya Hindari Minum dari Botol Plastik
Ilustrasi. Dokter spesialis kandungan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) seorang ibu hamil di ruang laboratorium. ANTARA FOTO/Tommy Saputra.

tirto.id - Studi terbaru menyarankan agar bahwa perempuan hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi air minum melalui botol plastik. Sebabnya, perempuan hamil yang minum dari botol plastik kemungkinan besar akan punya bayi obesitas.

Peneliti menemukan bahwa bahan kimia bisphenol A (BPA) merupakan pengganggu hormon yang terkait dengan peningkatan risiko obesitas pada janin. "Ketika anak terkena BPA, mereka jadi kurang sensitif pada hormon yang bertanggung jawab untuk mengendalikan nafsu makan," demikian hasil penelitian itu dipaparkan.

Untuk diketahui, BPA adalah bahan kimia yang ditemukan dalam berbagai wadah makanan, termasuk botol air plastik polikarbonat dan lapisan kaleng. Zat kimia ini dapat mengganggu sistem endokrin -- kumpulan kelenjar yang memproduksi beberapa hormon -- dengan meniru estrogen, salah satu hormon seks utama yang ditemukan pada wanita.

Penelitian menunjukkan paparan BPA hampir universal. Seperti dilansir dari Antara, Rabu (8/2/2017), lebih dari 90 persen orang yang diuji dalam studi populasi terdeteksi memiliki BPA, dan senyawa yang dihasilkan ketika zat itu termetabolisme oleh tubuh, dalam urin mereka.

Studi yang dilakukan oleh The Endocrine Society yang berbasis di Washington DC dilakukan dengan meneliti bayi-bayi tikus. Para peneliti menemukan bahwa tikus yang lahir dari ibu yang terpapar BPA kurang responsif terhadap hormon leptin, yang dikenal sebagai hormon kenyang.

Hormon leptin ini membantu menghambat nafsu makan dengan mengurangi rasa lapar ketika tubuh tidak membutuhkan energi. Nantinya, hormon ini akan mengirimkan sinyal ke daerah hipotalamus otak untuk menekan nafsu makan.

Tikus-tikus itu diberikan dosis BPA di bawah level yang dianggap aman oleh US Food and Drug Administration and Health Canada. Ketika tikus beranak, peneliti menyuntikkan leptin pada bayi tikus dengan berbagai interval kemudian memeriksa jaringan otak dan menganalisis darah untuk mengetahui respons terhadap hormon itu.

"Studi ini meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana BPA dapat mengganggu sistem endokrin seperti meningkatkan risiko obesitas pada hewan," kata Dr Alfonso Abizaid dari Departemen Neuroscience di Carleton University di Ottawa.

Karena BPA juga dikaitkan dengan obesitas pada manusia, orang perlu menyadari bahwa faktor lingkungan dapat meningkatkan kerentanan terhadap obesitas dan gangguan kardio-metabolik.

Tak hanya itu, sebuah laporan yang dirilis pada Oktober 2016 menyatakan bahwa botol plastik juga berisi bahan kimia pengganggu hormon yang dapat menyebabkan kanker, diabetes, ADHD dan autisme.

Namun zat kimia itu bisa ditemukan dalam ribuan produk yang dipakai sehari-hari, mulai dari wadah makanan plastik dan logam, mainan, dan kosmetik.

Penyakit yang paling umum diakibatkan bahan kimia pengganggu endokrin adalah yang berhubungan dengan saraf, termasuk autisme dan kehilangan IQ.

Baca juga artikel terkait IBU HAMIL atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari