Menuju konten utama
Sosiologi

Perbedaan Stratifikasi Sosial Terbuka, Tertutup, dan Campuran

Berikut perbedaan stratifikasi sosial tertutup, terbuka, dan campuran. Stratifikasi sosial meletakkan seseorang di lapisan sosial tertentu.

Perbedaan Stratifikasi Sosial Terbuka, Tertutup, dan Campuran
Ilustrasi Sosiologi. foto/Istockphoto

tirto.id - Perbedaan stratifikasi sosial tertutup, terbuka, dan campuran terletak di faktor yang memengaruhi posisi seorang individu di lapisan sosial masyarakat. Faktor tersebut pada ujungnya berdampak ke peluang individu mengalami kenaikan maupun penurunan status sosial.

Dalam kehidupan bermasyarakat, kadang seseorang ditempatkan pada strata lebih tinggi dibanding lainnya. Naiknya kelas seseorang dalam masyarakat, sering kali membuatnya mendapatkan perlakuan yang agak berbeda. Dia lebih dihormati atau mungkin diberikan prioritas pada hal-hal tertentu.

Adanya kelas sosial sebenarnya banyak pemicunya. Bisa jadi jika seseorang adalah anak atau keturunan dari keluarga pejabat, dia juga mendapatkan perlakuan lebih baik ketimbang anak dari orang biasa saja tanpa jabatan. Atau dapat pula munculnya kelas-kelas sosial tersebut hadir berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh.

Dalam ilmu sosiologi, pembedaan perlakuan yang mendorong terjadinya kelas-kelas sosial dalam masyarakat secara bertingkat atau bersifat vertikal inilah yang disebut stratifikasi sosial. Menurut laman Sumber Belajar Kemendikbud, stratifikasi sosial umumnya digambarkan menurut wujud piramida. Secara berurutan posisi paling puncak dimulai dari kelas atas, kelas menengah, dan terakhir oleh kelas bawah.

Dasar utama munculnya timbulnya sistem pelapisan dalam masyarakat karena adanya sistem penilaian atau penghargaan terhadap berbagai hal dalam masyarakat tersebut. Dalam bahan ajar Struktur Sosial: Stratifikasi Sosial (FPIPS UPI, 2008) disebutkan bahwa hal itu dapat berkenaan dengan potensi hingga kapasitas atau kemampuan manusia yang berlainan. Lalu, melalui perbedaan itu dengan sendirinya sesuatu yang dianggap bernilai atau berharga menjadi keadaan yang langka.

Orang-orang akan senantiasa meraih penghargaan sebagai sosok yang bernilai dengan sekuat tenaga. Bahkan, demi memperoleh penilaian baik itu, mereka harus melalui persaingan ketat.

Stratifikasi sosial kemunculannya bisa disengaja maupun tidak disengaja. Stratifikasi sosial yang terjadi tanpa disengaja contohnya muncul akibat perbedaan kepandaian, tingkat usia, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan kerabat dalam masyarakat, hingga perbedaan kepemilikan harta benda.

Sementara itu, stratifikasi sosial yang terjadi karena kesengajaan, disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, dengan tujuan pembagian kekuasaan dan wewenang di masyarakat.

Perbedaan Stratifikasi Sosial Terbuka, Tertutup, Campuran

Ada beberapa kriteria yang sering dijadikan dasar terbentuknya stratifikasi sosial, yaitu kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan capaian ilmu pengetahuan. Lalu, dalam stratifikasi sosial selalu melekat dua unsur pada orang-orang yang berada di dalamnya yaitu kedudukan (status) dan peran (role). Misalnya seseorang dengan kedudukan sebagai kepala sekolah maka dia memiliki peran untuk memajukan siswa dan sekolah yang dipimpinnya.

Menurut Modul Mata Pelajaran Antropologi (Kemendikbud 2018), stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan sifatnya. Pembagiannya terdiri dari stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran.

1. Stratifikasi Sosial Tertutup

Dalam stratifikasi sosial tertutup, seseorang akan masuk menjadi anggota di suatu lapisan dengan ditentukan melalui kelahiran. Dalam stratifikasi ini, seseorang memiliki pembatasan atau bahkan tidak dimungkinkan pindah ke lapisan sosial lainnya.

Stratifikasi sosial tertutup ini tampak pada kelas masyarakat di India. Di sana masyarakat dibagi menjadi beberapa kasta seperti kasta brahmana (pendeta), ksatria (bangsawan dan raja), waisya (pedagang dan pegawai pemerintah), dan sudra (petani).

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Pada sistem stratifikasi sosial terbuka, setiap orang dalam masyarakat memiliki peluang yang sama dalam meningkatkan status sosialnya. Status sosial bisa naik, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat turun karena sebab tertentu. Status seseorang dipengaruhi oleh usahanya sendiri.

Contoh stratifikasi ini tampak pada jenjang kepegawaian di perusahaan. Ketika seorang karyawan naik jabatan menjadi manajer maka status sosialnya terdongkrak naik ke lapisan di atasnya. Namun saat dia diturunkan jabatannya, seperti akibat kinerjanya memburuk maka status sosialnya juga ikut menurun.

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Pada pelapisan sosial masyarakat ini terjadi penggabungan antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Seseorang mungkin saja terlahir dari keluarga yang tergolong pada pelapisan sosial tengah atau bawah. Namun dengan usahanya yang maksimal, seperti mampu menempuh pendidikan tinggi, dia berubah naik strata sosialnya yang pelapisan lebih baik.

Seseorang miskin yang menjadi kaya, bisa saja terangkat strata sosialnya meski sebelumnya berasal dari pelapisan terendah pada strata sosial tertutup. Adanya stratifikasi sosial campuran memberikan celah bagi seseorang untuk memperolah strata sosial yang lebih baik.

Contoh stratifikasi ini ada pada masyarakat Hindu Bali. Meskipun berlaku pula sistem kasta, saat kasta yang rendah mampu berprestasi secara pendidikan atau ekonomi maka memungkinkan dirinya naik ke pelapisan lebih tinggi.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis