Menuju konten utama
Informatika-Kurikulum Merdeka

Perbedaan Metode Dekomposisi dan Pengenalan Pola Komputasional

Apa perbedaan metode dekomposisi dan pengenalan pola komputasional? Selengkapnya akan dibahas di artikel berikut ini.

Perbedaan Metode Dekomposisi dan Pengenalan Pola Komputasional
Ilustrasi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kemampuan berpikir komputasional diperlukan dalam berbagai keperluan pemecahan masalah dalam bidang informatika. Setidaknya ada dua metode berpikir komputasional, yaitu metode dekomposisi dan pengenalan pola.

Perbedaan antara metode dekomposisi dan pengenalan pola komputasional terletak pada pendekatannya terhadap masalah. Pemilihan metode berpikir komputasional bisa didasarkan pada jenis data atau informasi yang diperoleh.

Namun, sebelum mengenal lebih jauh mengenai perbedaan metode dekomposisi dan pengenalan pola, ada baiknya memahami apa itu berpikir komputasional terlebih dahulu.

Menurut Umu Nasiba dalam Jurnal Didatika Pendidikan Dasar (2022), berpikir komputasi adalah kemampuan pemecahan masalah dan pembangunan sistem.

Berpikir komputasi diterapkan dengan cara peformulasian masalah dan menemukan solusi. Berpikir komputasi, terlepas dari bagaimana metodenya dapat dimanfaatkan untuk mengolah dan menganalisa informasi secara efektif.

Berpikir komputasi adalah modal dasar yang diperlukan dalam mempelajari ilmu informatika. Oleh karena itu, penting untuk mengenali perbedaan metode berpikir komputasi dan contohnya.

Perbedaan Metode Dekomposisi dan Pengenalan Pola

Dua metode utama yang digunakan dalam berpikir komputasi adalah metode dekomposisi dan metode pengenalan pola.

Perbedaan antara metode dekomposisi dan metode pengenalan pola adalah cara pendekatan mereka masalah.

Metode dekomposisi fokus pada memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sementara itu, metode pengenalan pola fokus pada mengidentifikasi pola atau struktur tertentu dalam data.

Meskipun dilakukan dengan prinsip yang berbeda, namun kedua metode berpikir komputasional itu dapat dipakai secara berurutan untuk menganalisa sesuai dengan konteks data.

Berikut penjabaran metode dekomposisi dan pengenalan pola:

1. Apa itu metode dekomposisi dalam berpikir komputasi?

Menurut Maresha Caroline Wijanto, dkk. dalam Informatika (2021) dekomposisi artinya memecah masalah atau sistem menjadi beberapa komponen.

Artinya, metode berpikir komputasi dekomposisi dilakukan dengan memcah sebuah masalah yang kompleks menjadi masalah yang lebih kecil. Data kompleks seringkali lebih sulit untuk dipahami dalam bentuk aslinya.

Oleh karena itu, proses pemecahan ini dilakukan agar masalah menjadi lebih sederhana, mudah dipahami, mudah dianalisa, dan cepat ditemukan solusinya.

2. Apa itu metode pengenalan pola dalam berpikir komputasi?

Masih menurut Wijanto, dkk. pola adalah karakteristik atau kesamaan yang terjadi dalam setiap masalah. Pengenalan pola lebih berorientasi pada mengidentifikasi pola atau struktur tertentu dalam data.

Metode pengenalan pola diterapkan dengan cara mengidentifikasi kesamaan-kesamaan tersebut dalam setiap masalah yang sudah diuraikan.

Contoh Metode Dekomposisi di Berpikir Komputasional

Contoh metode dekomposisi dalam berpikir komputasional bisa digambarkan dalam kegiatan sehari-hari.

Menurut Anik Wijayawati dalam Modul SMA TIK (2022) contoh metode dekomposisi dalam berpikir komputasional bisa digambarkan dalam memecah bahan kopi susu, seperti:

    • kopi bubuk;
    • susu;
    • gula;
    • air panas.
Selain itu, contoh metode dekomposisi juga bisa digambarkan dalam proses mencuci.

Individu yang berpikir dengan metode dekomposisi akan memecah permasalahan mencuci pakaian tersebut menjadi tahapan-tahapan sederhana, seperti:

    • memastikan jemuran sudah terpasang;
    • memisahkan pakaian berdasarkan jenis dan warnanya;
    • menyiapkan alat cuci;
    • melakukan proses mencuci pakaian;
    • menjemur cucian yang sudah dicuci.

Contoh Metode Pengenalan Pola di Berpikir Komputasional

Contoh metode pengenalan pola dalam berpikir komputasional juga bisa digambarkan digambarkan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya menggambar burung.

Bayangkan seorang individu diberikan perintah untuk menggambar beberapa burung. Setiap burung memiliki karakteristik yang sama, yaitu memiliki dua sayap, paruh, bulu, dan cakar.

Mengingat setiap burung memiliki karakteristik yang sama, maka individu tersebut bisa menggambar burung dengan baik hanya dengan memasukkan ciri-ciri umumnya.

Begitu karakteristik atau kesamaan ini berhasil diidentifikasi, maka proses ini sudah termasuk dalam pengenalan pola. Meskipun polanya sama, gambar burung yang dihasilkan mungkin bisa berbeda spesifikasinya.

Misalnya, burung pertama memiliki dua sayap besar, paruh berwarna jingga, bulu berwarna putih, dan cakar pencengkram.

Sementara, burung kedua memiliki dua sayap kecil, paruh berwarna kuning, bulu berwarna hitam, dan cakar pemanjat.

Baca juga artikel terkait INFORMATIKA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno