Menuju konten utama

Perayaan Diwali di Inggris, Amerika Hingga Malaysia

Diwali juga dirayakan di berbagai negara seperti Malaysia, Amerika hingga Inggris.

Perayaan Diwali di Inggris, Amerika Hingga Malaysia
Ilustrasi Diwali. foto/istockphoto

tirto.id - Festival Diwali adalah festival cahaya, salah satu bentuk perayaan umat Hindu di seluruh dunia yang ditandai dengan penerangan lampu atau cahaya di jalan maupun rumah-rumah.

Dalam epos Ramayana, Diwali merupakan penanda kembalinya Rama dan Sita, tiba di Ayodhya setelah 14 tahun dari pengasingan. Selain menyalakan lampu masyarakat Hindu juga saling menukar hadiah, berpesta makanan manis dan memakai pakaian baru.

Tahun ini, Diwali dirayakan pada Minggu 27 Oktober 2019. Selain di India di beberapa negara juga ikut merayakan Diwali.

Inggris

Orang India adalah etnis minoritas di Inggris. Di Inggris, festival Diwali dirayakan dengan kunjungan ke kuil setempat untuk menyembah Lakshmi, yang telah mereka buat sebelumnya. Di kuil juga mereka akan meniup cangkang keong pada sesi doa. Orang Hindu di Inggris juga membakar dupa, menyalakan lampu-lampu menerangi rumah dan sekitarnya dan menyuguhkan manisan.

Perayaan Diwali di Inggris dilakukan pada bulan-bulan dingin, lembab dan berangin. Tetap antusiasme masyarakat tak pernah surut. Seperti dilansir Independent bahwa masyarakat Inggris telah menganggap Diwali sebagai salah satu acara besar.

"Di London khususnya, Diwali telah menjadi 'acara besar' untuk merayakan budaya dan tradisi India. Masyarakat merayakanya dengan berbagai bentuk, yaitu dari live musik hingga pertunjukan tari dan banyak lagi. London benar-benar cocok untuk itu. Penyajian makanan khas India untuk dicicipi dari semua kedai makanan dan pertunjukan kembang api besar-besaran juga menambah keriuhan festival," jelas sekretaris jenderal dan direktur Dewan Hindu negara bagian Inggris

Di Leicester, beberapa acara berlangsung untuk merayakan Diwali, termasuk pencahayaan roda Ferris setinggi 110 kaki dan pameran desain rangoli.

Amerika Serikat

Orang-orang India merupakan orang Asia terbanyak di AS. Sebagian besar kota memiliki komunitas India yang cukup besar dan Diwali adalah hari libur yang dirayakan dengan antusiasme.

Perayaan dilakukan di beberapa kota seperi di New Jersey, Illinois, Texas atau California, kuil-kuil di kota-kota itu biasanya dipenuhi pengunjung untuk berdoa atau sekedar melihat para imam melakukan doa adat diikuti dengan makan malam bersama ala vegetarian.

Tahun ini Presiden Amerika Serikat, Donald Trump merayakan Diwali di Oval Office, Washington DC dengan orang India-Amerika. Trump mengatakan bahwa perayaan Diwali di Amerika Serikat merupakan pengingat penting kebebasan beragama.

"Ketaatan Diwali di seluruh Amerika adalah pengingat penting tentang pentingnya salah satu prinsip inti bangsa kita - kebebasan beragama," kata Trump seperti dikutip NDTV

Malaysia

Seperti kebanyakan festival di Malaysia, Diwali atau Deepavali adalah hari untuk orang-orang dari semua ras dan agama yang berkumpul bersama di Malaysia. Masyarakat akan berbaur mengunjungi rumah-rumah, menonton pameran kembang api, dan menikmati berbagai macam hidangan lezat India. Dilansir Malay Mail, festival cahaya ini merupakan festival besar orang Malaysia.

Sekitar seminggu sebelum perayaan, umat Hindu melakukan pembersihan musim semi besar-besaran di rumah mereka. Sementara lampu minyak menyala dan ditempatkan di sekitar area rumah yang berbeda, terutama di teras dan balkon.

Kuil-kuil Hindu seperti Kuil Hindu Sri Kondaswamy Kovil dan Kuil Sri Mahamariamman di Kuala Lumpur merupakan tempat yang ramai di kunjungi. Di sana tampak berbagai pernak-pernik yang ramai. Mall-mall dan pusat perbelanjaan utama di Kuala Lumpur seperti Pavilion KL, The Gardens Mall, dan Suria KLCC juga didekorasi dengan serangkaian lampu warna-warni.

Australia

Populasi masyarakat India di Australia cukup besar di Australia, jadi perayaan Diwali kerap menjadi salah satu festival yang cukup besar. Di kota-kota seperti Sydney dan Melbourne Diwali dirayakan oleh beberapa komunitas India. Salah satu perayaan Diwali terbesar adalah di Federation Square di Melbourne, di tempat ini Diwali telah berkembang menjadi perayaan terbesar di Australia.

Ditandai dengan pameran besar kembang api, hiburan langsung seperti tarian tradisional India dan pertunjukan seni dan budaya, Diwali dinikmati oleh semua masyarakat Australia.

Selain itu salah satu tempat bernama Woolgoolga, di New South West, Australia yang dihuni oleh sebagian besar orang berketurunan India merayaakan Diwali dengan meriah. Dilansir ABC News, orang-orang migran dari India itu merayakan Diwali bukan hanya sebagai perayaan akan kemenangan kebaikan atas kejahatan, tetapi juga sebagai perayaan akan kemajuan dan kebebasan.

Mauritius

Mauritius memiliki jumlah besar umat Hindu. Selama lima hari berbagai dewa dan dewi disembah dan dirayakan dengan penuh semangat oleh masyarakat Mauritius. Khususnya Dewi Laskhmi dan Dewa Ganesh yang mewakili kekayaan, keberuntungan dan pencerahan

Setiap hari festival memiliki perayaannya sendiri dengan cerita dan legenda sendiri. Pada hari pertama masyarakat membeli perhiasan, peralatan dan pakaian untuk melambangkan kedatangan kekayaan ke rumah mereka. Hari itu dirayakan sebagai 'Dhanteras' dan 'Dhan' yang berarti kekayaan serta kemakmuran.

Pada hari kelima saudara dan saudari memperbarui cinta mereka satu sama lain dengan doa dan hadiah. Keluarga dan teman saling bertukar hadiah, berbagi makanan, dan mithai yang merupakan manisan India yang lezat. Doa dipersembahkan kepada Dewa Ganesha dan Dewi Lakshmi.

Festival berakhir dengan tampilan kembang api. Malam bersinar untuk mengusir roh jahat. Sebagian besar festival Hindu merayakan penaklukan kebaikan atas kejahatan. Diwali tidak berbeda. Dilansir Mauritius Inside Out perayaan ini juga merupakan kesempatan untuk berjudi. Menurut legenda lain, Shiva memiliki permainan dadu dengan istrinya Parvati yang memutuskan bahwa siapa pun yang berjudi selama Diwali akan mengalami nasib baik pada tahun berikutnya.

Baca juga artikel terkait PERAYAAN DIWALI atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari