Menuju konten utama

Pepsi Diyakini akan Kembali Hadir di Indonesia

Pasar minuman berkarbonasi Indonesia masih mengalami pertumbuhan 3 - 4 persen per Juni 2019.

Pepsi Diyakini akan Kembali Hadir di Indonesia
Ilustrasi Coca-Cola VS PepsiCo. FOTO/istockphoto

tirto.id - Produsen minuman ringan berkarbonasi merek Pepsi secara resmi menyatakan undur diri dari pasar di Indonesia. Namun, Pepsi diyakini hanya akan "menghilang" sementara. Ia akan kembali lagi, untuk merebut pangsa pasar minuman berkarbonasi Indonesia yang terus tumbuh.

Triyono Pridjosoesilo, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (ASRIM) berkeyakinan Pepsi tidak akan hilang selamanya dari pasar Indonesia. Karena, bisnis minuman berkarbonasi di Indonesia masih berpotensi tumbuh. Berdasarkan catatan ASRIM, minuman berkarbonasi mengalami pertumbuhan 3 persen-4 persen per Juni 2019.

Angka itu melebihi rata-rata pertumbuhan industri minuman siap saji di Indonesia yang terjebak dalam kondisi stagnan. “Bisnis minuman berkarbonasi masih tumbuh positif dan lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata industri minuman siap saji yang nol persen dibanding tahun lalu. Jadi potensinya masih besar,” jelas Triyono kepada Tirto melalui sambungan telepon, Kamis (3/10/2019).

Positifnya pertumbuhan bisnis minuman berkarbonasi sejalan dengan pertumbuhan bisnis minuman teh dalam kemasan dan juga susu dalam kemasan. Selain itu, ceruk bisnis minuman berkarbonasi pun masih berpotensi melebar.

Sebab, saat ini pangsa pasar minuman berkarbonasi baru sebesar 3 - 4 persen terhadap keseluruhan pasar minuman siap saji. Oleh karena itu, potensi pertumbuhannya masih terbuka lebar. “Jadi potensi pertumbuhan pasti masih ada,” sebut Triyono.

Potensi ini setidaknya terlihat dari banyaknya angka konsumen minuman di Indonesia termasuk penikmat minuman berkarbonasi, peningkatan daya beli masyarakat serta perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia.

Sehingga, bisa dipastikan hengkangnya Pepsi dari Indonesia akan diisi oleh merek lain bisa berupa pemain lama ataupun pemain baru di industri minuman berkarbonasi. “Karena ini merupakan sebuah opportunity [peluang] bisnis,” jelas Triyono.

Triyono menilai, hengkangnya PepsiCo dari Indonesia murni disebabkan oleh keputusan individu perusahaan. Sebab, hal itu bisa berkaitan dengan strategi dan rencana bisnis perusahaan tersebut di Indonesia.

Hilangnya Pepsi dari daftar merek minuman berkarbonasi menurut Triyono tidak serta merta mencerminkan persaingan bisnis di industri minuman siap saji maupun minuman berkarbonasi secara keseluruhan.

Secara efektif, produk Pepsi tidak akan dijual lagi di Indonesia per 10 Oktober 2019. Hal itu merupakan buntut dari putusan perusahaan yang tidak lagi memperpanjang kerjasama dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM). Akibatnya, AIBM tidak akan lagi memproduksi, mendistribusi dan menjual produk Pepsi di Indonesia.

“PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) dan PepsiCo Inc., telah menyepakati bersama untuk menghentikan kerjasama antar-kedua perusahaan,” tulis Juru Bicara Pepsi melalui surat elektronik kepada Tirto.

Pepsi masuk ke Indonesia melalui perusahaan patungan atau joint venture antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan Asahi Group. Perusahaan hasil patungan itu memborong seluruh saham PT Pepsi-Cola Indobeverage (PCIB) yang bergerak di bidang produksi, distribusi dan pemasaran secara eksklusif produk Pepsi-Cola di Indonesia.

Perusahaan patungan Indofood dengan Asahi Group bernama PT Asahi Indofood Beverage Makmur (AIBM) dan PT Indofood Asahi Sukses Beverage (IASB). Kedua anak usaha ini masing-masing mengakuisisi sejumlah 264,11 juta dan 15 ribu saham PCIB.

AIBM dan IASB telah menandatangani perjanjian jual beli saham dengan pemegang saham PCIB yaitu PT Gapura Usahatama, unit usaha Grup Salim dan Seven-Up Nederland BV, perusahaan terafiliasi PepsiCo Inc., pemegang lisensi merek Pepsi yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Baru-baru ini, PepsiCo memutuskan melakukan moratorium atas penggunaan minyak kelapa sawit produksi IndoAgri, induk usaha PT London Sumatera Tbk (Lonsum). IndoAgri merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Indofood

Keputusan itu diambil setelah Lonsum menarik keanggotaan RSPO karena merasa tidak puas atas hasil audit RSPO terhadap Lonsum yang berlangsung pada November 2018.

Belum diketahui apakah terhentinya kerjasama antara Pepsi dan AIBM terkait masalah ini. Juru bicara Indofood dan AIBM tidak pernah menjawab konfirmasi Tirto saat dihubungi.

Baca juga artikel terkait PEPSI atau tulisan lainnya dari Dea Chadiza Syafina

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dea Chadiza Syafina
Penulis: Dea Chadiza Syafina
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti